MBG Tak Lagi Menggugah Selera, Siswa di Singaparna Enggan Menghabiskan Makanan

TASIKMALAYA | Priangan.com — Program Makan Bergizi (MBG) yang awalnya bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi siswa justru mulai kehilangan daya tariknya di kalangan pelajar SMPN 1 Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya. Menu yang dianggap monoton dan tidak menggugah selera menjadi salah satu penyebab utama menurunnya minat konsumsi makanan dari program tersebut.

Koordinator MBG SMPN 1 Singaparna, Anwar Kurniawan, menyebut bahwa kejenuhan siswa terhadap menu yang disediakan telah menyebabkan banyak makanan yang tidak dimakan. Bahkan, tak sedikit siswa yang langsung menyisihkan makanan tanpa mencicipinya terlebih dahulu.

“Anak-anak sudah mulai bosan. Menu yang disajikan hampir selalu nasi dengan lauk standar. Karena jenuh, banyak yang tidak habis atau malah tidak disentuh sama sekali,” ujar Anwar, Senin (16/6/2025).

Menurutnya, hal itu menimbulkan persoalan baru berupa banyaknya sisa makanan setiap harinya. Namun, pihak sekolah berinisiatif untuk memanfaatkan sisa tersebut agar tidak terbuang percuma.

“Kami kumpulkan sisa makanan dan gunakan sebagai pakan ternak. Ada yang untuk ayam, ikan, bahkan ternak lainnya. Setidaknya ada manfaat yang bisa diambil dari makanan yang tidak termakan itu,” tambahnya.

Salah satu siswa di wilayah Singaparna, Aulia Rahman, mengaku sudah lama tidak menghabiskan makanan dari program MBG. Ia merasa makanan yang diberikan seringkali hambar dan membosankan.

“Sering dikasih nasi, lauknya itu-itu aja. Kadang dingin, pernah juga baunya nggak enak. Jadi, teman-teman juga banyak yang cuma lihat tapi nggak dimakan,” ungkap Aulia.

Keluhan Aulia diamini oleh temannya, Lestari. Ia bahkan mengaku lebih memilih membawa bekal sendiri daripada memakan makanan MBG.

“Aku pernah buka kotaknya, ternyata makanannya udah bau. Sejak itu nggak pernah mau makan lagi. Sekarang mending bawa roti dari rumah,” kata Lestari.

Lihat Juga :  Mabuk Perjalanan, Pemudik Di Tasik ini Terpaksa Pulang dengan Kendaraan Satlantas

Anwar menambahkan bahwa pihak sekolah memang pernah menerima makanan MBG dalam kondisi yang kurang layak konsumsi. Peristiwa itu membuat sekolah mengambil langkah cepat dengan melarang siswa mengonsumsinya demi menjaga kesehatan mereka.

Lihat Juga :  KPAI Desak Hasil Lab Dugaan Keracunan Siswa di Rajapolah Segera Dirilis

“Waktu itu sempat ada makanan yang sudah mulai basi. Kami tidak mau ambil risiko, langsung kami larang anak-anak makan,” jelasnya.

Melihat penurunan minat ini, pihak penyelenggara MBG di wilayah Singaparna pun mengambil langkah baru. Kini, makanan utama diganti dengan snack sehat seperti susu, roti, telur, dan buah apel, yang lebih disukai siswa.

“Setelah kami ubah formatnya, anak-anak jadi lebih antusias. Nggak ada lagi yang dibuang. Susu dan apel lebih mereka suka,” ujar Anwar.

Jumlah penerima program MBG di SMPN 1 Singaparna mencapai 1.052 siswa, sesuai data dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Dengan format baru, diharapkan program ini tetap mampu menjalankan fungsinya sebagai penunjang gizi siswa tanpa harus membuat mereka merasa terpaksa. (yna)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos