BANDUNG | Priangan.com – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, berjanji akan memotong rambutnya jika sepuluh hari ke depan masuk penjara atau rumah tahanan (Rutan) Kelas 1 Bandung lagi.
Bukan lantaran bersalah atau melakukan tindak pidana, janji itu ia ucapkan sebagai bentuk dukungan kepada para warga binaan yang mengikuti pelatihan pangkas rambut di Aula Sabanda Sariksa Rutan Kelas I Bandung, Jl. Jakarta No.29, Kebonwaru, Kecamatan Batununggal.
Selain memotong rambut, warga binaan di Rutan Kelas I Bandung mengikuti pelatihan pastry yang dilaksanakan selama 7 hari. Sedangkan pelatihan memotong rambut dilangsungkan selama 10 hari.
Farhan mengapresiasi pelatihan tersebut, karena menjadi bagian dari upaya pemberdayaan warga binaan, termasuk menghapus stigma negatif terhadap para mantan warga binaan dengan mau dan mampu berubah setelah memiliki keterampilan.
Ia menegaskan, stigma bahwa mantan narapidana adalah orang-orang yang tidak bisa diperbaiki harus dibuktikan bahwa itu salah. “Apa yang kita lakukan hari ini adalah bagian dari pemberdayaan. Mereka adalah warga Kota Bandung, hanya saja sedang berada dalam proses pembinaan. Kesempatan untuk memperbaiki diri itu harus kita dukung sepenuhnya,” tutur Farhan melalui rilis, dikutip Rabu (7/5/2025).
Sebagai bentuk dukungan konkret, Farhan berencana kembali mengunjungi rutan pada hari terakhir pelatihan potong rambut. Itu bukan formalitas, tapi sebagai bukti bahwa pelatihan tersebut benar-benar membuahkan hasil. “Kesalahan masa lalu telah terjadi, tetapi kesempatan untuk memperbaiki diri masih ada. Itulah yang kita dukung hari ini,” tandas Farhan.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, Andri Darusman, menjelaskan, pelatihan ini merupakan bagian dari program perluasan kesempatan kerja yang dibiayai APBD Kota Bandung tahun 2025. Program tersebut merupakan bagian dari 240 paket pelatihan berbasis usulan Musrenbang, serta 10 paket pelatihan reguler yang dijalankan Disnaker.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Dirjen Pemasyarakatan, Kusnali, berharap, pelatihan ini tidak berhenti di dua bidang saja. Dengan jumlah warga binaan yang mencapai hampir 2.000 orang, ia mengusulkan agar pelatihan diperluas, termasuk ke bidang-bidang teknis, seperti servis AC.
“Sekarang hampir semua rumah pakai AC. Kalau warga binaan dilatih servis AC, mereka tidak hanya punya keahlian, tapi juga peluang kerja nyata setelah bebas. Ini akan sangat aplikatif,” ungkapnya.
Ia pun mengusulkan agar Pemerintah Kota Bandung dapat membuat kebijakan khusus untuk memperkerjakan eks-warga binaan yang telah mengikuti pelatihan, misalnya untuk program layanan masyarakat, seperti pembersihan AC di kawasan perkampungan. (gus)