Macet dan Semrawut, Kompleks Dadaha Didesak Segera Ditata Ulang

TASIKMALAYA | Priangan.com – Kompleks Olahraga Dadaha, ikon olahraga sekaligus pusat keramaian di Kota Tasikmalaya, kini dinilai kehilangan fungsi utamanya. Gedung-gedung di dalam kawasan banyak yang rusak, minim perawatan, sementara area luarnya dipadati pedagang kaki lima (PKL) hingga menimbulkan kemacetan.

“Dadaha ini sudah tidak layak lagi disebut SOR. Gedung-gedungnya rusak, perawatan terbatas karena anggaran minim. Pemkot harus mulai berpikir membebaskan lahan baru untuk fasilitas olahraga yang lebih representatif,” ungkap Kepala Disporabudpar Kota Tasikmalaya, Deddy Mulyana, kepada wartawan, Selasa (9/9/2025).

Deddy menyamakan kondisi Dadaha dengan GOR Siliwangi Bandung, yang pada akhirnya ditinggalkan dan diganti dengan pembangunan sarana olahraga modern di Gedebage. Menurutnya, situasi serupa kini menghantui Tasikmalaya.

“Dadaha memang jadi magnet rekreasi, event, dan kuliner. Tapi akibatnya, fungsi olahraga makin tersisih,” jelasnya.

Persoalan PKL di kawasan Dadaha sudah lama menjadi sorotan. UPTD Pengelola Dadaha berkali-kali melakukan penertiban, namun pedagang kembali menjamur. Setiap akhir pekan, trotoar dan bahu jalan dipenuhi lapak, membuat lalu lintas tersendat.

“Kami akui, sulit membatasi pedagang. Magnet kuliner Dadaha begitu kuat. Ditertibkan berkali-kali pun kembali lagi,” kata Deddy.

Plt Kepala UPTD Dadaha, Yudi Mulyadi, menambahkan, upaya relokasi PKL sudah pernah dilakukan di era Wali Kota Budi Budiman (Ceka). Kala itu, PKL dipindahkan ke belakang Gedung Gelanggang Muda (GGM) pada akhir pekan, dan sempat berjalan baik. “Tapi kendalanya sama, pedagang balik lagi, balik lagi,” ujarnya.

Dengan kondisi sekarang, desakan agar Pemkot serius menata ulang Dadaha semakin menguat. Warga berharap, selain menertibkan PKL, Pemkot juga berani menyiapkan langkah besar: membangun kawasan olahraga baru yang benar-benar bisa menjawab kebutuhan masyarakat Tasikmalaya. (yna)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos