BANJAR | Priangan.com – Beginilah potret kehidupan seorang lansia di Dusun Citangkolo, Desa Kujangsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar. Rudi, 73 tahun, bersama anaknya menempati rumah bilik bambu berukuran 5×8 meter yang sudah rapuh. Bangunan tanpa dapur dan kamar mandi itu membuat warga sekitar khawatir sewaktu-waktu bisa ambruk.
Teguh Wiratno, Ketua RT setempat, menyebut kondisi rumah sederhana itu kian parah saat hujan datang.
“Kalau hujan airnya masuk ke rumah. Atapnya banyak yang bocor,” ujar Teguh, Rabu (24/9/2025).
Hunian itu berdiri di atas tanah milik pribadi dan hanya ditempati Rudi serta anaknya, Jemiren, yang kini berusia sekitar 50 tahun. Rudi sudah tidak mampu lagi bekerja karena fisiknya melemah, pendengarannya terganggu, dan penglihatannya makin rabun. Jemiren yang juga memiliki keterbatasan menjadi satu-satunya tumpuan keluarga.
Dalam menjalani hari, mereka hidup dengan segala kekurangan. Ketiadaan dapur membuat aktivitas memasak dilakukan di belakang rumah. Sementara itu, untuk kebutuhan mandi dan mencuci, mereka memanfaatkan sungai terdekat.
“Nggak punya dapur kalau masak di belakang rumah. Kamar mandi juga nggak punya kalau mau ke air biasanya ke sungai dekat rumah,” katanya.
Ia menuturkan, kondisi rumah yang berdinding bambu itu sudah sangat mengkhawatirkan. Laporan mengenai keadaan tersebut telah disampaikan kepada pemerintah desa, meski tindak lanjutnya memerlukan prosedur panjang.
“Pihaknya sudah berupaya melaporkan kondisi tersebut ke Pemerintah Desa Kujangsari. Namun menurutnya bantuan dari desa cukup lama karena harus melalui prosedur,” jelasnya.
Rudi memang sudah menerima bantuan sosial berupa BPNT dan PKH. Namun, kebutuhan utama yang mendesak adalah rumah layak huni agar ia dan anaknya bisa hidup dengan aman.
“Bantuannya itu harapannya yang langsung selesai, karena kondisi warganya di sini sudah lansia,” ucap Teguh. (Eri)