TASIKMALAYA | Priangan.com – Lonjakan pasien di Puskesmas DTP Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, membuat fasilitas kesehatan tersebut kewalahan. Akibat keterbatasan ruang, sejumlah pasien terpaksa dirawat di lorong bahkan di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) yang disulap menjadi tempat rawat inap sementara.
Kepala Puskesmas Taraju, Ayi Rusmana, mengatakan jumlah pasien rawat inap dalam beberapa bulan terakhir meningkat tajam, mencapai 15 hingga 28 orang per hari, sementara kapasitas ruang rawat yang tersedia hanya 15 tempat tidur. Dari jumlah itu, tiga ranjang digunakan untuk ruang isolasi.
“Kalau pasien membeludak dan tidak kebagian kamar, kami rawat di lorong, bahkan kadang pakai kursi atau ruang UGD,” kata Ayi, Minggu (19/10/2025).
Ayi menjelaskan, peningkatan jumlah pasien terjadi karena Puskesmas Taraju tidak hanya melayani warga Kecamatan Taraju, tetapi juga pasien dari Bojonggambir dan sebagian wilayah Kabupaten Garut. Beban pelayanan yang besar itu tidak diimbangi dengan ketersediaan fasilitas yang memadai.
“Kami sudah beberapa kali mengajukan penambahan ruang rawat inap dan fasilitas tambahan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, tapi belum ada kepastian,” ujarnya.
Menurut Ayi, keterbatasan fasilitas sudah berlangsung cukup lama dan sering menimbulkan situasi darurat ketika pasien datang bersamaan. “Kami tetap berusaha melayani dengan maksimal. Namun, kondisi ini tentu tidak ideal bagi pasien maupun tenaga kesehatan,” katanya.
Ia berharap pemerintah segera menindaklanjuti usulan perbaikan dan perluasan ruang puskesmas agar pelayanan kesehatan bisa lebih layak. “Kami optimistis pemerintah akan merespons karena ini menyangkut keselamatan dan kenyamanan warga,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, dr Heru Suharto, belum memberikan tanggapan terkait keterbatasan ruang rawat inap di Puskesmas Taraju. (yna)

















