TASIKMALAYA| Priangan.com – Perundungan di lingkungan sekolah formal di Kabupaten Tasikmalaya masih menjadi ancaman serius bagi anak-anak. Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Tasikmalaya, Ato Rinanto, mengungkapkan bahwa praktik bullying terus terjadi dan berpotensi menyusul kasus kekerasan seksual sebagai isu dominan dalam perlindungan anak.
“Bullying bukan fenomena baru. Sudah ada sejak generasi sebelum kita. Sekarang bentuknya makin kompleks dimulai dari fisik, verbal, hingga digital lewat video dan media sosial,” ujar Ato saat dihubungi via telepon, Kamis (13/11/2025).
Menurut Ato, hampir seluruh satuan pendidikan formal di Tasikmalaya tidak luput dari praktik perundungan. Ia menyebut bahwa menghapus bullying secara total adalah hal yang nyaris mustahil. Namun, penguatan karakter dan pendampingan anak dari lingkungan terdekat bisa menjadi benteng pertahanan utama.
“Benteng pertama tetap rumah. Orang tua harus memahami apa itu bullying dan bagaimana membekali anak agar tidak mudah terpengaruh,” tegasnya.
KPAID mencatat bahwa jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan titik paling rawan terjadinya perundungan. Masa pubertas dan gejolak emosi remaja menjadi faktor pemicu utama konflik sosial di kalangan pelajar.
“SMP itu masa transisi. Kalau tidak didampingi dengan bijak, anak bisa terjebak sebagai pelaku maupun korban,” jelas Ato.
Lanjutnya, Meski kasus bullying terus bermunculan, data KPAID menunjukkan bahwa kekerasan seksual masih mendominasi laporan sepanjang tahun 2025. Dari total aduan yang masuk, 43% merupakan kasus kekerasan seksual terhadap anak, baik sebagai korban maupun pelaku.
“Angka kekerasan seksual masih tertinggi. Tapi bullying terus mengintai dan bisa menyusul jika tidak ditangani serius,” katanya.
Sementara itu, kasus perundungan tercatat di bawah 22% dari total laporan. Ato menegaskan bahwa rendahnya angka bukan berarti Tasikmalaya bebas dari bullying.
“Banyak kasus yang tidak dilaporkan. Anak-anak memilih diam karena takut atau malu. Ini yang harus kita ubah,” tutupnya. (yd)

















