WASHINGTON | Priangan.com – Sejumlah anggota DPR Demokrat AS, termasuk Susan Wild, Mike Quigley, dan Jared Huffman, sedang bersiap untuk menandatangani surat protes terhadap rencana untuk mempercepat persetujuan resmi partai atas pencalonan kembali Presiden Joe Biden, Selasa, 16 Juli 2024.
Surat ini mengecam rencana pemungutan suara “voting virtual” yang dijadwalkan pada 21 Juli, sebagai langkah yang tidak perlu dan potensial merusak persatuan partai.
Pemungutan suara virtual ini awalnya diusulkan untuk mengatasi tenggat waktu Ohio terkait penempatan nama kandidat pada surat suara November, namun tenggat waktu tersebut telah diperpanjang, menurut surat yang dilihat oleh Reuters.
Menanggapi kritik tersebut, Ketua DNC Jaime Harrison membantah laporan yang menyatakan pemungutan suara virtual dapat dilakukan paling cepat minggu depan, dan mengklaim bahwa penyelesaian harus dilakukan paling lambat 5 Agustus.
Grup advokasi “Pass the Torch, Joe” menuduh DNC terlibat dalam manuver yang tidak demokratis, menambah pertikaian internal Demokrat. Seruan terbaru ini mengikuti panggilan sebelumnya dari 19 anggota Kongres Demokrat agar Biden mengakhiri kampanyenya setelah penampilan debat yang disoroti dengan penantang dari Partai Republik Donald Trump.
Adam Schiff, yang juga anggota DPR Demokrat, memperingatkan para donor bahwa partainya bisa menghadapi kerugian besar jika Biden tetap melanjutkan upaya pencalonannya, menurut laporan New York Times.
Jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan bahwa 39% responden Demokrat yakin Biden harus mengakhiri pencalonannya, angka yang meningkat dari hasil sebelumnya. Surat protes dari anggota parlemen ini belum dikirim ke DNC dan masih dalam diskusi di kalangan Demokrat DPR.
Partai Demokrat khawatir bahwa kinerja buruk Biden dalam pemilu November dapat membuka jalan bagi pemerintahan kedua Trump, sementara Partai Republik telah memulai proses standar mereka untuk mencalonkan Trump kembali pada konvensi mereka.
Jika Biden memutuskan untuk tidak mencalonkan diri lagi, Wakil Presiden Kamala Harris kemungkinan besar akan menjadi pilihan utama, meskipun beberapa anggota partai mungkin mendukung proses nominasi yang lebih terbuka dalam waktu singkat sebelum pemilu.
Krisis internal ini menambah ketegangan di tengah persiapan menuju pemilihan umum yang semakin mendekat, dengan taruhan politik yang semakin tinggi bagi Partai Demokrat. (mth)