TASIKMALAYA | Priangan.com — Untuk menjaga stabilitas keamanan dan pertahanan di Kota Tasikmalaya, Kominda bersama Kodim 0612 dan Pemerintah Kota Tasikmalaya menggelar Forum Group Discussion (FGD) bertema “Menegakkan Persatuan Bangsa: Sinergi Pemerintah dan Masyarakat dalam Menjaga Stabilitas Pertahanan dan Keamanan”, Rabu (16/7/2025). Kegiatan ini melibatkan sejumlah organisasi masyarakat (ormas) Islam di Kota Tasikmalaya.
FGD tersebut bertujuan membangun kesadaran kolektif lintas elemen, terutama dalam menangkal paham radikalisme yang berpotensi merusak keharmonisan masyarakat.
Dalam sesi paparan, Pasi Intel Kodim 0612 Tasikmalaya Kapten Inf Herlan Ramdhani menegaskan bahwa keamanan dan ketertiban bukan hanya menjadi tugas TNI, Polri, atau Kominda semata, melainkan tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa.
“Kami siap mendukung penuh upaya pemerintah daerah untuk menciptakan kondisi aman dan kondusif bagi masyarakat. Keamanan itu tanggung jawab kolektif, bukan hanya aparat,” ujar Herlan, yang akrab disapa Mang Haji Ule.
Herlan juga membagikan pengalamannya saat bertugas di daerah konflik seperti Ambon, Papua, dan Maluku. Ia mengisahkan bagaimana konflik berlatar belakang perbedaan keyakinan bisa memicu kerusuhan besar dan kehancuran berbagai aspek kehidupan masyarakat.
“Saya melihat langsung bagaimana tempat ibadah dibakar, kendaraan dihancurkan, bahkan korban jiwa berjatuhan. Ketika konflik meledak, semua jadi korban tanpa memandang latar belakang,” ungkapnya.
Melalui silaturahmi bersama ormas Islam, Herlan berharap akan tercipta kolaborasi yang kuat antara pemerintah, TNI, Kominda, dan masyarakat untuk menjaga kedamaian serta mendukung jalannya program pembangunan di Tasikmalaya.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap masuknya paham radikal yang sering menyusup secara halus, terutama melalui media sosial dan ruang-ruang digital.
“Paham radikal itu bisa menghancurkan sendi kehidupan berbangsa dan beragama. Karena itu, langkah preventif harus dilakukan sedini mungkin dengan pendekatan humanis,” tegas Herlan.
Menurutnya, upaya pencegahan harus dibarengi dengan penguatan empat pilar kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Di sisi lain, radikalisme juga bisa dipicu oleh persoalan sosial dan ekonomi.
“Banyak masyarakat ekonomi lemah yang mudah terbujuk karena menganggap ideologi menyimpang sebagai solusi cepat untuk kehidupan mereka,” tambahnya.
Senada dengan itu, Kabid Kesatuan Bangsa (Kesbangpol) Kota Tasikmalaya Ajat Sudrajat menekankan pentingnya membangun hubungan kerja sama yang erat antara pemerintah daerah, TNI, dan Kominda.
“Sinergi ini penting dalam mendukung program-program strategis seperti makanan bergizi gratis, layanan kesehatan, hingga program ketahanan pangan,” kata Ajat.
Ia juga mengapresiasi peran aktif TNI dan Kominda yang selama ini terus mendampingi pemerintah daerah dalam menciptakan situasi aman dan kondusif.
“Kami yakin, dengan sinergi yang kuat, berbagai tantangan daerah bisa diselesaikan secara bersama demi kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (yna)