Historia

Kisah Bung Hatta Jadikan Buku Filsafat sebagai Mas Kawin untuk Rachmi

Wakil Presiden Mohammad Hatta dan Ibu Rahmi Hatta saat tiba di Lapangan Terbang Mandai, Makassar dalam rangka kunjungan ke Sulawesi Selatan | Foto: Arsip Nasional Indonesia

JAKARTA | Priangan.com – Mohammad Hatta, akrab disapa Bung Hatta, merupakan salah satu tokoh sentral dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Ada banyak kontribusi yang telah ia berikan dalam rangka membebaskan Indonesia dari belenggu penjajahan bangsa asing.

Selain berjuang lewat berbagai organisasi, Hatta juga turut berkontribusi dalam kemerdekaan Indonesia lewat berbagai pemikirannya. Ia menjadi salah satu tonggak penting dalam perumusan dasar negara Indonesia yang merdeka.

Siapa sangka, ternyata sosok kelahiran Bukittinggi, 12 Agustus 1902, dan merupakan anak dari pasangan Siti Saleha-Haji Muhammad Jamil ini sangat mencintai buku. Baginya, buku bukan hanya sekedar bacaan, ia adalah harta yang paling berharga. Tiada duanya.

Kecintaan Hatta terhadap buku sudah nampak sejak kecil. Ketika mengenyam bangku pendidikan di Europeescha Lagere School (ELS), Padang, misalnya, Hatta tak pernah terlepas dari kebiasaan membaca. Hal itu menjadikannya sebagai anak yang berprestasi sejak duduk di bangku pendidikan dasar.

Ketika melanjutkan pendidikan di berbagai sekolah Belanda, seperti MULO, HBS, dan Handels Hoogere School, pun, buku bacaan selalu menemani hari-harinya. Dalam periode ini, ia tertarik dengan bidang filsafat. Hatta mulai aktif membaca berbagai karya filsafat untuk memperluas wawasan dan pemahaman intelektualnya.

Salah satu alasan mengapa dirinya begitu tertarik dengan filsafat adalah karena adanya keyakinan dalam dirinya bahwa pemahaman filsafat sangat penting untuk mengembangkan kecerdasan berpikir dan pandangan yang luas sebelum menguasai bidang ilmu lain.

Kegemarannya terhadap buku yang berhubungan dengan filsafat juga, membuat Hatta rajin menuliskan berbagai pemikirannya. Tulisan-tulisan tersebut, ia muat dalam berbagai majalah dan koran pemberitaan. Di sisi lain, ia juga pernah membuat buku dengan judul Alam Pemikiran Yunani, yang terbit pada tahun 1941. Buku itu berisikan pemikiran filsuf-filsuf Yunani di masa kuno.

Tonton Juga :  Gara-gara Soekarno Indonesia Pernah Keluar sebagai Anggota PBB

Ada cerita menarik mengenai buku ini. Hatta yang menyukai buku dan bidang filsafat, mendorongnya untuk menjadikan buku Alam Pemikiran Yunani sebagai mas kawin dalam pernikahannya bersama Rachi Rachim. Tentu saja, niat Hatta ini membuat orang-orang terdekatnya terkejut, termasuk sang ibu. Kala itu, Ibunya merasa malu apabila sebuah buku dijadikan sebagai mas kawin.

Kendati demikian, Hatta tetap bersikukuh. Apalagi Rachmi, calon istrinya, sama sekali tidak keberatan. Hatta pun mewujudkan keinginannya itu. Tepat pada tanggal 18 November 1945, Hatta berhasil meminang Rachmi dengan mas kawin buku tersebut di Megamendung, Bogor, Jawa Barat. (ldy)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: