Oleh: Muhajir Salam
TASIKMALAYA | Priangan.com – Berpusat di Dayeuh Tengah –kini masuk Salopa, Kabupaten Tasikmalaya—Sukakerta merupakan salah satu daerah bawahan dari kerajaan Sunda Padjadjaran yang berpusat di Pakuan.
Penguasa pertama Sukakerta adalah Sri Gading Anteg yang hidupnya diperkirakan sezaman dengan Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaja, yaitu sekitar akhir abad XV sampai awal abad XVI.
Sedangkan Dalem Sukakerta yang bernama Brajayuda adalah penerus tahta Sukakerta, yang hidupnya diperkirakan sezaman dengan Prabu Surawisesa (1521- 1535 M), penerus tahta Kerajaan Padjadjaran sepeninggal Prabu Siliwangi.
Pada 1579, kerajaan Sunda Pajajaran jatuh. Raga Mulya Prabu Surya Kancana atau Nusa Mulya adalah raja terakhirnya. Peristiwa keruntuhan Pakuan Padjadjaran ini didokumentasikan dalam Pustaka Nusantara III/1 dan Kertabhumi I/2: “Padjadjaran sirna ing ekadaśa śuklapaksa Wesakamasa sewu limang atus punjul siki ikang Śakakala” (“Padjadjaran lenyap pada tanggal 11 bagian terang bulan Wesaka tahun 1501 Saka.” Tanggal tersebut kira-kira bertepatan dengan 8 Mei 1579 M.
Punahnya kerajaan Sunda Pakuan-Padjadjaran itu terjadi pada masa Kesultanan Banten yang kedua, yaitu Sultan Maulana Yusuf. Kerajaan Sunda Pakuan-Padjadjaran pun berangsur melemah dan punah.
Setelah berakhirnya Kerajaan Padjadjaran, Sukakerta menjadi daerah bawahan Kerajaan Sumedanglarang. Gesan Ulun, yang menggantikan tahta Pangeran Angkawijaya pada 10 Novenber 1580, mendapat dukungan dari 4 bersudara mantan senapati dan pembesar kerajaan Padjadjaran, yaitu Jaya Perkosa, Wiradijaya, Kondang Hapa, dan Pancar Buana.
Dengan dukungan empat pembesar Padjadjaran, Gesan Ulun dinobatkan oleh 44 raja kecil di tatar Sunda untuk menjadi “narendra” penerus dari kerajaan Sunda. Pada saat itu, kekuasaan Gesan Ulun meliputi seluruh wilayah Priangan, yakni Tasikmalaya, Sumedang, Garut, dan Bandung.
Pada masa Gesan Ulun, seluruh kekuasaan yang berada di Priangan terhimpit di balik bayang-bayang tiga kekuatan besar kerajaan Islam yang sedang tumbuh dan berkembang. Di sebelah utara ada Kesultanan Cirebon yanng berdiri pada 12 Puasa 1404 Saka atau 1482 M dipimpin oleh Syarif Hudayatullah atau Sunan Gunug Jati.
Di sebelah barat ada Kesultanan Islam Banten yang statusnya ditingkatkan dari keadipatian menjadi Kesultanan yang madiri pada 1552. Di sebalah timur Kesultanan Mataram yang mulai didirikan pada tahun 1577 oleh Ki Ageng Pemanahan.
Sumedanglarang dan seluruh wilayah di Priangan dalam kondisi terancam. Ancaman paling dikhawatirkan datang dari Kesultanan Banten yang sudah melenyapkan Pakuan-Pajajaran dan aktif melakukan ekspansi hinggal wilayah selatan Sumatra.
Pun, kekhawatiran itu datang dari kerajaan Mataram yang aktif melakukan perluasan kekuasaan hingga menaklukan seluruh wilayah Jawa tengah, Jawa Timur, Bali, hingga kepulauan Nusa Tenggara. ***