TASIKMALAYA | Priangan.com — Peringatan Hari Santri 2025 menjadi momen reflektif bagi Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Moh. Faruk Rozi untuk menegaskan arah baru keamanan berbasis nilai keagamaan dan kearifan lokal. Sejak bertugas awal tahun ini, ia telah menyambangi 176 pesantren dan menyapa lebih dari 35 ribu santri melalui program Safari Pesantren.
Langkah itu, kata Faruk, merupakan bentuk nyata pendekatan kepolisian yang humanis dan preventif, bukan reaktif.
“Kami tidak ingin datang hanya ketika masalah muncul. Kami hadir sejak awal, bersilaturahmi, membangun kepercayaan, dan mencegah potensi kerawanan dari akar sosialnya,” ujar Faruk, Rabu (22/10/2025).
Menurutnya, pesantren adalah kekuatan sosial dan moral yang menjadi penyangga kedamaian di Tasikmalaya. Karena itu, aparat kepolisian perlu aktif merangkul komunitas santri sebagai mitra strategis dalam menjaga ketertiban dan harmoni.
“Santri adalah bagian penting dari penjaga Tasikmalaya yang damai. Mereka punya peran besar dalam membangun masyarakat yang toleran dan beradab,” katanya.
Melalui Safari Pesantren, Polres Tasikmalaya Kota memberikan edukasi langsung kepada para santri tentang bahaya narkoba, perundungan, kekerasan seksual, literasi digital, dan bijak bermedia sosial.
Selain itu, Polres juga menginisiasi dua program kolaboratif yang memperkuat pendidikan karakter dan kebangsaan. Pertama, “Safari Pesantren Bersama GP Ansor”, yang mengusung dialog kebangsaan, moderasi beragama, serta pencegahan paham intoleran dan kekerasan atas nama agama.
Kedua, “Polwan Mengajar di Madrasah”, bekerja sama dengan Perkumpulan Guru Madrasah (PGM). Program ini menghadirkan Polwan sebagai pengajar yang menanamkan nilai perlindungan anak, keselamatan berlalu lintas, serta etika digital dengan pendekatan edukatif dan keibuan.
“Menjaga keamanan tidak selalu dengan patroli dan penindakan. Pendidikan dan keteladanan juga bagian dari strategi kamtibmas yang berkelanjutan,” tutur Faruk.
Kapolres berharap, generasi santri ke depan tidak hanya tangguh dalam ilmu agama, tetapi juga menjadi pelopor kedamaian di ruang sosial dan digital.
“Tasikmalaya dikenal sebagai Kota Santri. Maka santrinya harus menjadi teladan — cerdas, santun, dan berani menjaga negeri dengan cara-cara damai,” ucapnya.
Apresiasi datang dari Ketua GP Ansor Kota Tasikmalaya Bubung Nizar, yang menilai Polres Tasikmalaya Kota berhasil membangun komunikasi yang dekat dengan kalangan pesantren.
“Pendekatan humanis ini membuat pesantren merasa dirangkul, bukan sekadar dikunjungi saat ada masalah. Ansor siap bersinergi menjaga Tasikmalaya tetap aman dan kondusif,” ujar Nizar.
Ia menambahkan, Hari Santri menjadi pengingat bahwa santri memiliki peran strategis dalam menjaga persatuan bangsa.
“Sinergi antara pesantren, kepolisian, dan masyarakat adalah modal sosial yang kuat. Dari Tasikmalaya, kita ingin menegaskan: santri adalah pelopor perdamaian dan penolak segala bentuk kekerasan,” tuturnya. (yna)

















