JAKARTA | Priangan.com – Kapolres Tasikmalaya Kota, Ajun Komisaris Besar Polisi Moh. Faruk Rozi, menerima penghargaan PGM Award dalam peringatan Hari Lahir Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) Indonesia ke-17 yang berlangsung di Auditorium Kementerian Agama RI, Rabu (23/7/2025).
Ia menjadi satu-satunya perwira polisi yang menerima penghargaan tersebut tahun ini, sejajar dengan kepala daerah lain seperti gubernur, bupati, dan wali kota yang dinilai telah berjasa terhadap kemajuan pendidikan madrasah di Indonesia.
Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas program “Polwan Mengajar” yang digagas Faruk bersama jajaran Polres Tasikmalaya Kota dan didukung oleh Perkumpulan Guru Madrasah.
Program ini melibatkan polisi wanita (Polwan) untuk turun langsung ke ruang kelas di berbagai madrasah, menyampaikan materi pendidikan karakter, wawasan kebangsaan, serta ketertiban dan keamanan masyarakat.
Kegiatan belajar ini dilaksanakan rutin dua jam setiap pekan dan telah menjangkau lebih dari 400 lembaga pendidikan, mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga madrasah aliyah.
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Agama RI, Dr. Thobib Al Asyha, yang hadir langsung dalam acara penyerahan penghargaan, menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif tersebut. “Program Polwan Mengajar ini bukan hanya inovatif, tapi juga menyentuh langsung akar persoalan pendidikan karakter. Saya kira Kapolres seperti Pak Faruk ini perlu diperbanyak di negeri ini,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kepedulian kepolisian terhadap pendidikan menjadi sinyal kuat bahwa tanggung jawab mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tugas bersama. “Tanggung jawab membina generasi muda tidak cukup hanya di Kementerian Agama atau Kemendikbud, tapi juga harus diambil oleh seluruh elemen, termasuk TNI dan Polri,” katanya.
Ketua Umum PGM Indonesia, Yaya Ropandi, menyatakan bahwa penghargaan tersebut diberikan kepada pihak yang memiliki kontribusi nyata terhadap penguatan pendidikan madrasah, khususnya dalam aspek karakter dan disiplin.
Menurutnya, Polres Tasikmalaya Kota termasuk yang paling awal memulai sinergi seperti ini. “Sebelum ada program anak barak di sekolah seperti gagasan Gubernur Jabar sekarang, Polwan sudah lebih dulu hadir di madrasah-madrasah di Tasikmalaya. Ini bukan sekadar formalitas, tapi sudah berjalan dan berdampak,” ujar Yaya. Ia juga menekankan bahwa pendekatan humanis dan edukatif lebih efektif daripada pendekatan militeristik dalam membentuk karakter siswa.
Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Moh. Faruk Rozi, menyampaikan bahwa penghargaan tersebut menjadi motivasi bagi institusinya untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam bidang sosial, khususnya pendidikan. Ia menegaskan bahwa program Polwan Mengajar merupakan bagian dari implementasi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan pembangunan sumber daya manusia sebagai prioritas utama. “Kami ingin menunjukkan bahwa polisi bukan hanya aparat penegak hukum, tetapi juga mitra masyarakat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” kata Faruk.
Ia menjelaskan bahwa materi yang diajarkan dalam program ini disusun secara kolaboratif bersama para guru madrasah di bawah naungan PGM. Selain pendidikan karakter, siswa juga diberi pemahaman tentang bahaya narkoba, geng motor, perundungan, dan kenakalan remaja lainnya.
“Kami menyesuaikan pendekatan berdasarkan jenjang pendidikan. Untuk anak-anak tingkat dasar, pendekatan yang digunakan lebih bermain dan bercerita, sementara di tingkat tsanawiyah dan aliyah lebih banyak diskusi,” ucapnya.
Faruk juga mengungkap alasan memilih Polwan sebagai pengajar utama dalam program ini. Menurutnya, karakter Polwan yang memiliki naluri keibuan dianggap lebih efektif dalam menjangkau psikologis siswa. “Kehangatan dan ketegasan mereka mampu menciptakan iklim belajar yang aman dan nyaman.
Ini penting untuk membentuk kepercayaan diri dan kedisiplinan siswa,” katanya. Ia menambahkan bahwa program ini juga menjadi strategi pencegahan dini terhadap pengaruh negatif yang bisa masuk ke lingkungan sekolah, termasuk radikalisme dan penyimpangan sosial.
Menurut salah satu peserta program, Ustazah Rahmawati, guru di sebuah Madrasah Tsanawiyah di Kawalu, kehadiran Polwan memberi warna baru dalam proses pembelajaran. “Anak-anak jadi lebih antusias dan merasa dihargai. Biasanya mereka takut kalau dengar kata ‘polisi’, tapi sekarang malah jadi termotivasi,” ujarnya.
Ia berharap program ini bisa terus berlanjut bahkan diperluas ke sekolah-sekolah umum. (yna)