TASIKMALAYA | Priangan.com – Bentrokan antara mahasiswa dan aparat kepolisian dalam aksi unjuk rasa bertajuk Indonesia gelap yang digelar di depan Gedung DPRD Kota Tasikmalaya, pada Rabu, 19 Februari 2025, menyebabkan masa aksi dan tiga anggota kepolisian terluka.
Usai memimpin pengamanan aksi, Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Moh. Faruk Rozi, yang masih basah kuyup akibat hujan, langsung menuju ke rumah sakit untuk memastikan kondisi korban.
Orang nomor satu di korps coklat itu, terlihat memasuki RS Hermina, Jalan Ir. H. Djuanda, Kota Tasikmalaya, tempat para korban dirawat. Kasi Humas Polres Tasikmalaya Kota, IPTU Jajang Kurniawan, membenarkan terdapat tiga anggota yang mengalami luka. Mereka semua mendapatkan perawatan yang diperlukan.’
“Kapolres dan jajaran langsung mengecek ke rumah sakit,” ujar Jajang, Rabu, 19 Februari 2025, sore.
Menurutnya, ketiga anggota kepolisian rata-rata mengalami luka di bagian pelipis dan hidung, sementara mahasiswa yang terluka juga mengalami luka di kepala diduga akibat terkena benda keras.
Sementara itu, Ketua Bhayangkari Cabang Tasikmalaya Kota, Ny. Dina Faruk, juga bersama sejumlah anggotanya, menjenguk langsung para personel yang terlibat dalam insiden kericuhan, termasuk Ipda Eris Shandy, Kanit Lantas Polsek Cihideung, yang masih menjalani perawatan di RS Hermina.
Menurut Dina, ini adalah bentuk kepedulian dan dukungan moral bagi mereka yang mengalami luka dalam tugas. Dalam kunjungan tersebut, Bhayangkari memberikan semangat kepada para anggota yang dirawat serta memastikan mereka mendapatkan perawatan terbaik.
Kericuhan dalam aksi unjuk rasa yang digelar oleh Aliansi Aktivis dan Rakyat Menggugat (ALARM) terjadi saat massa memaksa masuk ke Gedung DPRD Kota Tasikmalaya. Mahasiswa yang ingin bertemu langsung dengan Ketua DPRD, H. Aslim, tidak mendapat respons karena yang bersangkutan sedang berada di Jakarta.
Situasi semakin memanas ketika massa aksi melempar botol plastik ke arah aparat dan membakar ban. Upaya negosiasi pun mengalami jalan buntu, hingga akhirnya bentrokan terjadi.
Sejumlah mahasiswa dan personel kepolisian mengalami luka akibat lemparan batu. Bahkan, kaca ruangan keamanan DPRD pecah akibat serangan tersebut. Dalam kondisi hujan deras, aparat akhirnya mengerahkan water cannon untuk membubarkan massa. (Yga)