JAKARTA | Priangan.com – Perkembangan ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-19 perlahan membuka pemahaman baru tentang struktur atom yang sebelumnya dianggap tak terbagi. Dari ruang-ruang laboratorium inilah lahir penemuan energi nuklir, sebuah temuan ilmiah yang kemudian memberi pengaruh besar terhadap arah peperangan dan politik global pada abad ke-20.
Awal kisah energi nuklir bermula pada 1896, ketika fisikawan Prancis, Henri Becquerel, menemukan fenomena radioaktivitas saat meneliti uranium. Penemuan tersebut menunjukkan bahwa atom mampu memancarkan energi secara alami.
Riset ini kemudian dilanjutkan oleh Marie Curie dan Pierre Curie yang berhasil mengidentifikasi unsur radioaktif baru dan memperkuat pemahaman bahwa di dalam inti atom tersimpan energi yang sangat besar. Penelitian mereka menjadi fondasi bagi perkembangan fisika nuklir di berbagai negara Eropa.
Perjalanan penemuan energi nuklir mencapai titik penting pada 1938 di Jerman. Melalui eksperimen laboratorium, Otto Hahn dan Fritz Strassmann menemukan bahwa inti atom uranium dapat terbelah setelah ditembak neutron.
Fenomena ini kemudian dijelaskan oleh Lise Meitner dan Otto Frisch sebagai fisi nuklir, sebuah proses yang melepaskan energi dalam jumlah jauh lebih besar dibandingkan reaksi kimia biasa. Temuan tersebut segera menarik perhatian komunitas ilmiah internasional karena potensi energinya yang luar biasa.
Situasi dunia yang tengah diliputi Perang Dunia II membuat penemuan energi nuklir bergerak melampaui ranah akademik. Kekhawatiran akan kemungkinan pemanfaatan fisi nuklir sebagai senjata mendorong Amerika Serikat dan sekutunya membentuk Proyek Manhattan pada 1942.
Program rahasia ini melibatkan para ilmuwan terkemuka dan difokuskan pada pengembangan senjata berbasis reaksi nuklir. Dalam waktu relatif singkat, riset ilmiah tersebut berhasil diwujudkan dalam bentuk bom atom.
Energi nuklir untuk pertama kalinya digunakan sebagai senjata perang pada Agustus 1945, saat bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.
Ledakan dan dampak radiasi yang ditimbulkan mengakibatkan korban jiwa dalam jumlah besar serta menghancurkan dua kota tersebut. Peristiwa ini menjadi penanda berakhirnya Perang Dunia II di kawasan Pasifik, sekaligus membuka babak baru dalam sejarah persenjataan modern.
Pasca perang, energi nuklir tidak hanya dipandang sebagai senjata, melainkan juga sebagai kekuatan strategis. Amerika Serikat dan Uni Soviet kemudian terlibat dalam perlombaan senjata nuklir selama Perang Dingin.
Kepemilikan senjata nuklir menjadi simbol kekuatan negara dan melahirkan doktrin penangkalan yang membentuk dinamika hubungan internasional selama puluhan tahun. Di sisi lain, teknologi nuklir juga mulai dikembangkan untuk kepentingan sipil, seperti pembangkit listrik dan riset medis.
Secara keseluruhan, penemuan energi nuklir merupakan hasil dari proses ilmiah panjang yang melibatkan banyak tokoh, negara, dan kepentingan. Ditemukan melalui riset dasar fisika, dikembangkan di tengah konflik global, dan dimanfaatkan sebagai alat perang, energi nuklir meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah manusia.
Hingga kini, temuan tersebut masih menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi kebijakan pertahanan dan keamanan dunia. (wrd)

















