JAKARTA | Priangan.com – Rochjani Soe’oed, seorang pemuda asal Betawi, memainkan peran penting dalam sejarah Sumpah Pemuda yang terukir pada 28 Oktober 1928. Dalam Kongres Pemuda II, yang menjadi momen bersejarah bagi bangsa Indonesia, Rochjani menjabat sebagai Pembantu V dalam panitia, mewakili organisasi Pemoeda Kaoem Betawi. Kehadirannya dalam kongres ini menandai langkah awal bagi pemuda Betawi untuk bersatu dan berkontribusi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Lahir pada 1 November 1906 di Jakarta, Rochjani Soe’oed dikenal sebagai Meester in de Rechten (Mr) setelah lulus dari Rechshogeschool Batavia pada tahun 1927. Pendidikan hukumnya menjadi modal penting dalam keterlibatannya di berbagai organisasi, termasuk Pemoeda Kaoem Betawi, yang didirikan pada tahun 1927.
Pada saat itu, ia menjabat sebagai Sekretaris, mendampingi Abdul Chalik yang merupakan Ketua Pemoeda Betawi. Organisasi ini lahir dari kebutuhan untuk menghimpun pemuda Betawi ke dalam satu wadah yang lebih terstruktur, mengingat sebelumnya pemuda Betawi terpecah dalam beberapa organisasi, seperti Jong Java dan Sekar Rukun.
Pemoeda Kaoem Betawi menjadi penting dalam upaya menggalang semangat kebangsaan di kalangan pemuda Betawi. Salah satu tujuan utama organisasi ini adalah memajukan generasi muda dan meningkatkan kesadaran akan identitas serta hak-hak mereka sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Dalam konteks ini, Rochjani Soe’oed berperan aktif dalam menggerakkan agenda-agenda organisasi yang bertujuan untuk menyatukan pemuda.
Kongres Pemuda I, yang diadakan pada 15 November 1925, menjadi cikal bakal bagi lahirnya Sumpah Pemuda. Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai organisasi pemuda dan membahas pentingnya kerjasama untuk memperkuat semangat nasionalisme.
Rochjani, bersama dengan pemuda-pemuda lainnya, menginisiasi Kongres Pemuda II yang digelar pada 28 Oktober 1928, di mana Sumpah Pemuda dibacakan. Sumpah ini bukan hanya sekadar deklarasi, tetapi juga simbol persatuan dan tekad untuk meraih kemerdekaan.
Sebagai seorang intelektual muda, Rochjani Soe’oed tidak hanya menjadi penggerak dalam organisasi, tetapi juga menjadi saksi sejarah yang penting. Melalui Pemoeda Kaoem Betawi, ia membantu mengembangkan kesadaran kolektif di kalangan pemuda Betawi dan berkontribusi dalam pembentukan identitas nasional. Tokoh-tokoh lain seperti Mohammad Tabrani, yang juga berperan dalam penyelenggaraan Kongres Pemuda I, menunjukkan bahwa generasi muda memiliki kapasitas besar dalam menentukan arah bangsa.
Rochjani Soe’oed, dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya, menjadi contoh nyata dari pemuda yang berkomitmen terhadap kemajuan bangsanya. Melalui kolaborasi dengan berbagai organisasi pemuda, ia membantu meletakkan dasar bagi perjuangan kemerdekaan yang akan datang. Warisannya terus dikenang sebagai bagian dari sejarah panjang perjuangan Indonesia menuju kemerdekaan.
Kisah Rochjani Soe’oed dan Pemoeda Kaoem Betawi adalah pengingat bahwa perjuangan pemuda di masa lalu telah membentuk identitas bangsa yang kita kenal hari ini. Peran aktif mereka dalam Sumpah Pemuda menunjukkan pentingnya kolaborasi dan kesatuan dalam menghadapi tantangan, sebuah nilai yang tetap relevan hingga saat ini. Dengan mengenang mereka, kita diingatkan untuk terus melanjutkan semangat perjuangan dan cinta tanah air dalam konteks yang lebih luas. (mth)