KAIRO | Priangan.com – Seperti inilah potret Piramida Giza yang berdiri di dataran tinggi Giza di tepi barat Sungai Nil. Bangunan monumental ini menjadi salah satu peninggalan paling dikenal dari peradaban Mesir Kuno dan dibangun sekitar 4.500 tahun lalu pada masa Dinasti Keempat. Piramida terbesar di kawasan itu, Piramida Agung, didirikan atas perintah Firaun Khufu sebagai makam yang mencerminkan kepercayaan masyarakat Mesir terhadap perjalanan penguasa mereka menuju kehidupan setelah kematian.
Lokasi pembangunan dipilih dengan pertimbangan stabilitas batuan dasar serta akses mudah dari Sungai Nil yang mempermudah pengangkutan batu. Dataran tinggi Giza memungkinkan struktur besar ini berdiri kokoh dalam waktu yang sangat panjang. Para arkeolog menyebutkan bahwa pembangunan piramida melibatkan sekitar 2,3 juta balok batu kapur dan granit, sebagian di antaranya memiliki berat belasan ton. Proses pengerjaannya diperkirakan berlangsung selama dua hingga tiga dekade berdasarkan temuan rekonstruksi modern.
Pembangunan piramida erat berkaitan dengan kepercayaan religius Mesir Kuno yang menempatkan firaun sebagai sosok berhubungan langsung dengan dewa. Dengan pandangan tersebut, piramida dirancang sebagai ruang pemakaman yang dilengkapi lorong dan kamar khusus. Penelitian mutakhir menemukan adanya koridor tersembunyi dan rongga di dalam piramida melalui teknik muografi, yang menunjukkan bahwa rancangan internal bangunan ini lebih kompleks dibanding dugaan sebelumnya.
Penelitian arkeologis membantah anggapan bahwa piramida dibangun oleh budak. Temuan pemakaman pekerja dan catatan kelompok kerja menunjukkan bahwa proyek ini dikerjakan oleh para pekerja terampil yang tinggal di permukiman khusus. Bukti-bukti tersebut memperlihatkan adanya organisasi tenaga kerja yang terstruktur dan terlatih.
Kompleks Giza tidak hanya berisi Piramida Khufu. Dua piramida lain, masing-masing dibangun oleh Khafre dan Menkaure, melengkapi struktur utama kawasan tersebut. Setiap piramida memiliki kuil pemakaman dan jalan yang menghubungkannya dengan area lembah. Lapisan batu kapur halus yang dulu menyelimuti permukaannya sebagian besar hilang seiring waktu, namun akurasi orientasi bangunan terhadap arah mata angin menunjukkan penguasaan teknik geometri dan pengamatan astronomi yang tinggi pada masa itu.
Hingga kini riset terus dilakukan untuk memahami bagian-bagian piramida yang belum terungkap. Penemuan ruang kosong dan koridor baru membuka peluang kajian lanjutan mengenai struktur internal dan metode pembangunannya. Piramida Giza menjadi bukti kemampuan teknik Mesir Kuno yang berkembang jauh melampaui zamannya. (wrd)

















