JAKARTA | Priangan.com – Hukuman mati adalah hukuman paling berat yang bisa diterima seseorang atas tindakan kejahatan yang pernah dilakukannya. Di zaman modern seperti sekarang ini, ada beberapa metode yang biasa diterapkan, mulai dari tembak mati, hukuman gantung, suntik mati, hingga kursi listrik.
Hukuman mati sendiri, rupanya sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Bahkan, pada saat zaman kerajaan. Dulu, hukuman mati dilaksanakan dengan cara-cara yang lebih brutal dan terkesan kurang manusiawi.
Berikut sedikitnya ada tiga kisah tentang hukuman mati dengan metode brutal yang pernah dilakukan pada zaman dahulu.
- Gyorgy Dozsa
Gyorgy Dozsa adalah seorang panglima berkuda. Ia hidup pada abad ke-16. Kala itu, Dozsa tercatat pernah melakukan pemberontakan bersama 40.000 petani untuk melawan raja Hongaria, Vladislaus. Ketidakadilan yang diterima oleh para petani menjadi sebab utamanya.
Sayangnya, aksi pemberontakan itu gagal. Pasukan Dozsa berhasil dikalahkan oleh pasukan kerajaan. Mereka pun ditangkap, tak terkecuali Dozsa. Hukuman mati menunggunya.
Kala itu, Dozsa dipaksa duduk telanjang bulat di atas kursi logam yang sudah dipanaskan hingga merah membara, lalu tubuhnya dirobek sedikit demi sedikit dengan menggunakan tang. Pasukan Dozsa yang menyaksikan eksekusi mati brutal itu, kemudian dipaksa untuk memakan daging Dozca.
Lantaran tak kuat menjalani penyiksaan in, Dozsa akhirnya meninggal dengan kondisi tubuh yang mengenaskan.
- Bessus
Kisah eksekusi mati brutal lain terjadi pada masa kejayaan Aleksander Agung. Seorang gubernur Persia bernama Bessus, kala itu ditangkap setelah terbukti mengkhianati pemimpin Persia, Raja Darius III. Bessus kala itu menusuk Darius III hingga tewas.
Aleksander Agung yang sangat menghormati nilai-nilai ksatria, menganggap pengkhianatan ini sebagai tindakan yang hina. Sebagai bayaran untuk menebus kejahatannya itu, Bessus dihukum dengan cara yang sangat kejam.
Konon, ia diikat di antara dua pohon yang dipaksa merunduk ke tanah. Setiap hari, tali yang menahan pohon-pohon itu dikendorkan sehingga sedikit demi sedikit tubuh Bessus tertarik hingga tercerai berai. Setelah beberapa hari, Bessus ditemukan tewas dengan kondisi tubuh yang hampir putus.
- Melec
Hukuman sadis terakhir melibatkan seorang gubernur di Kesultanan Maroko bernama Melec. Kala itu, Melec diminta untuk membantu putra sultan Maroko membunuh ayahnya, Moulay Ismail ben Sharif. Kejadian ini terjadi pada abad ke-18. Namun, pemberontakan itu berhasil digagalkan.
Setelah terlibat dalam pemberontakan itu, Melec kemudian dijatuhi hukuman mati. Di hadapan ribuan orang, tubuh Melec digergaji menjadi dua bagian. Proses penggergajian itu dilakukan dari arah selangkangan, lalu naik ke kepala. Ini bertujuan agar Melec tak langsung mati.
Benar saja, saat proses eksekusi dilakukan, Melec masih dalam keadaan hidup dan menjerit kesakitan. Ia baru tewas setelah penggergajian sampai di bagian perut. (ersuwa)