Historia

Inheemse Militie, Langkah Terakhir Belanda Sebelum Menyerah kepada Jepang

Potret Pejuang Indonesia bersama Tentara Belanda. | Istimewa

JAKARTA | Priangan.com – Inheemse Militie. Begitu nama kebijakan itu. Ini adalah salah satu kebijakan yang dibuat oleh Belanda saat berkuasa di tanah air. Kebijakan ini muncul pada masa Perang Dunia II, tepatnya tahun 1941, ketika ancaman ekspansi Jepang semakin mendekat ke wilayah Asia Tenggara, termasuk Hindia Belanda.

Kebijakan ini bertujuan untuk merekrut ribuan pribumi sebagai pasukan tambahan guna memperkuat pertahanan kolonial Belanda. Namun, kebijakan ini justru menjadi bukti nyata kepanikan Belanda menghadapi situasi perang yang semakin genting.

Pada tahun 1941, Belanda berada dalam posisi yang sulit. Di Eropa, mereka telah jatuh ke tangan Jerman setelah invasi Nazi pada tahun 1940. Sementara di Asia, kekuatan militer Jepang semakin mendekat, mengancam wilayah jajahan Belanda di Hindia Belanda.

Dalam perjalanannya, kebijakan ini tidaklah berjalan mulus. Sejak awal, Inheemse Militie menuai penolakan dari berbagai kalangan, terutama dari kaum nasionalis Indonesia. Mereka menilai kebijakan ini sebagai bentuk eksploitasi terhadap rakyat pribumi tanpa memberikan imbalan yang setimpal.

Kla itu, kelompok-kelompok pergerakan, seperti Pergerakan Penyadar, secara tegas menentang Inheemse Militie. Mereka berangapan tidak semestinya rakyat pribumi dipaksa berperang untuk kepentingan kolonial tanpa adanya jaminan hak-hak politik yang luas.

Meski mendapat tentangan, pemerintah kolonial Belanda tetap bersikeras untuk melaksanakan kebijakan ini. Pada Juli 1941, Volksraad, dewan perwakilan yang didominasi oleh anggota yang ditunjuk oleh pemerintah kolonial, menyetujui pembentukan Inheemse Militie.

Sayangnya, sebelum terbentuk, tepat pada Januari 1942, Jepang keburu melancarkan serangan besar-besaran ke Hindia Belanda. Dalam waktu singkat, Jepang berhasil menghancurkan armada gabungan Belanda, Inggris, Australia, dan Amerika Serikat dalam Pertempuran Laut Jawa. Hanya dalam dua bulan, Jepang berhasil menguasai seluruh wilayah Hindia Belanda. Pada 8 Maret 1942, Belanda secara resmi menyerah kepada Jepang, dan Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh ditawan.

Tonton Juga :  Gara-gara Soekarno Indonesia Pernah Keluar sebagai Anggota PBB

Dengan kekalahan Belanda yang begitu cepat, Inheemse Militie tidak pernah sempat diimplementasikan. Kebijakan ini menjadi salah satu upaya terakhir pemerintah kolonial Belanda untuk mempertahankan kekuasaannya di Hindia Belanda, namun berakhir dengan kegagalan total. (Ersuwa)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: