BERLIN | Priangan.com – Kekejaman Hitler semasa berkuasa di Jerman menjadikannya sebagai sosok yang punya banyak musuh. Berbagai kebijakannya yang cenderung brutal dan kejam, jadi alasan mengapa ia dibenci banyak orang. Tak ayal, kalau percobaan pembunuhan terhadap Hitler sudah berkali-kali dilakukan.
Georg Elser, misalnya. Pria yang berprofesi sebagai tukang kayu ini menjadi salah satu orang yang pernah melakukan percobaan pembunuhan pada sang Fuhrer.
Lahir di Hermaringen pada 4 Januari 1903, Elser kecil tumbuh dalam ironi kemiskinan. Ia adalah satu dari empat bersaudara. Masa kecilnya kelam. Selain masalah ekonomi, ia juga harus dihadapkan dengan sosok ayah yang kejam. Tak jarang, Elser kecil kerap dipertontonkan tindakan-tindakan kejam yang dilakukan sang ayah kepada ibunya.
Seiring berjalannya waktu, Elser tumbuh dewasa. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, ia berkali-kali ganti profesi. Elser pernah menjadi pekerja magang di pabrik mesiu, lalu banting stir jadi tukang pandai besi, dan berakhir menjadi seorang tukang kayu.
Pada akhir 1920-an, Elser mulai terhubung dengan Partai Komunis Jerman (KPD). Meski aktivitasnya pasif, ia punya perhatian serius akan keberadaan Nazi yang menurutnya hanya memperburuk kehidupan kaum pekerja. Sejak awal, Elser menolak ajaran Sosialisme Nasional, bahkan tidak segan meninggalkan ruangan ketika Hitler berbicara di radio. Baginya, Nazi bukan sekadar ancaman politik, tapi juga ancaman nyata bagi kebebasan individu dan kedamaian Jerman.
Saat perang mulai terasa tak terhindarkan, Elser memutuskan untuk bertindak. Ia yakin bahwa membunuh Hitler adalah satu-satunya cara memerdekakan kelas pekerja dan melindungi rakyat Jerman dari kehancuran. Pada 1939, dia kemudian melakukan percobaan pembunuhan terhadap Hitler.
Kala itu, ia mencoba mengebom aula tempat Hitler rutin berpidato setiap 8 November di Bürgerbräukeller. Sebelum melakukan eksekusi pengeboman, Elser sempat menghabiskan waktu berminggu-minggu menggali rongga di sebuah pilar yang ada di aula tersebut. ia kemudian menyembunyikan bom yang ia rakit dengan hati-hati menggunakan bubuk mesiu curian dari pabrik tempatnya bekerja.
Namun, rencananya gagal. Alih-alih terbunuh, Hitler malah berhasil menyelesaikan pidatonya lebih cepat dan meninggalkan gedung hanya beberapa menit sebelum bom meledak. Ledakan itu menghancurkan sebagian besar aula dan menewaskan delapan orang. Elser sendiri ditangkap malam itu saat mencoba melintasi perbatasan Swiss. Dalam ranselnya, polisi menemukan sejumlah barang bukti, seperti sketsa alur rencana pengeboman dan suku cadang bom.
Setelah disiksa dan diinterogasi selama berhari-hari, Elser akhirnya mengakui rencana pembunuhan itu. Meski pada saat itu Nazi sempat menyebarkan rumor kalau ia bekerja atas perintah Inggris, namun pada akhirnya bukti menunjukkan kalau Elser bertindak sendiri. Pada April 1945, beberapa minggu sebelum perang berakhir, Elser pun akhirnya dieksekusi mati di Kamp Konsentrasi Dachau. (ersuwa)