GARUT | Priangan.com – Ketika dunia menghadapi ketidakpastian pangan dan perubahan iklim yang mengancam pasokan bahan pokok, Kabupaten Garut justru menegaskan posisinya sebagai lumbung pangan yang tak bisa diremehkan.
Kegiatan tanam padi serentak yang digelar Rabu (23/4/2025) di Kecamatan Tarogong Kidul, menjadi simbol nyata bahwa pertanian bukan hanya tradisi, tetapi strategi bertahan hidup bagi daerah.
Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, menyebut pertanian sebagai “identitas utama” sekaligus “benteng ketahanan pangan” Garut. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa kemandirian pangan harus dimulai dari desa dan petani lokal, bukan bergantung pada pasokan luar daerah atau bahkan impor.
“Pertanian bukan sekadar sektor ekonomi. Ia adalah perisai kita menghadapi krisis pangan global. Jika kita kuat di sektor ini, maka Garut bisa bertahan dan bahkan menyuplai daerah lain,” tegasnya.
Putri juga mendorong agar hasil pertanian Garut tak hanya dipanen, tapi juga diolah—membuka jalan bagi tumbuhnya industri pengolahan pangan yang terintegrasi dengan petani. Langkah ini dinilai penting untuk meningkatkan nilai tambah dan membuka lapangan kerja di daerah agraris seperti Garut.
Data dari Dinas Pertanian menunjukkan, Garut mengelola lebih dari 48.000 hektare sawah dengan berbagai sistem irigasi, termasuk 133 titik irigasi perkompaan yang diperoleh melalui kerja sama dengan TNI. Tahun 2025, Kabupaten Garut menargetkan penanaman seluas lebih dari 106.000 hektar. Hingga akhir Maret, realisasi telah mencapai lebih dari 69.000 hektar—angka yang menunjukkan komitmen daerah terhadap swasembada pangan.
Kepala Dinas Pertanian, Haeruman, optimistis Garut akan mengalami surplus beras pada musim panen tahun ini. “Kalau semua berjalan sesuai rencana, kita tidak hanya mencukupi kebutuhan daerah sendiri, tapi bisa membantu suplai ke wilayah yang masih kekurangan,” ujarnya.
Tak hanya padi, Garut juga memperkuat basis komoditas jagung melalui program penyediaan infrastruktur irigasi dan sumur dalam untuk mengatasi kekeringan di wilayah tadah hujan.
Pesan yang ingin ditegaskan Pemerintah Kabupaten Garut jelas: di tengah ancaman krisis global, kekuatan lokal seperti pertanian bukan hanya solusi, tapi masa depan.
“Kita tidak boleh lagi melihat petani sebagai pelengkap. Mereka adalah ujung tombak ketahanan pangan. Mari perkuat mereka, lindungi mereka,” pungkas Wakil Bupati Putri Karlina. (Az)