GARUT | Priangan.com– Maraknya kasus kekerasan, pencabulan, dan pelecehan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Garut menuai keprihatinan dari berbagai pihak. Kasus terbaru yang menyeret seorang oknum dokter kandungan sebagai terduga pelaku menambah panjang daftar kasus yang terjadi di wilayah ini.
Ketua Pimpinan Daerah (PD) Aisyiyah Garut, Hj. Eti Nurul Hayat, menyatakan keprihatinannya atas situasi tersebut.
“Saya sangat prihatin, miris rasanya mendengar kasus-kasus seperti ini terjadi, apalagi di Kabupaten Garut,” ujarnya usai menghadiri sebuah acara di Gedung Pendopo Garut, Rabu (17/04/2025).
Eti mengungkapkan, berdasarkan data yang dihimpun dari dua narasumber, tercatat ada 112 kasus kekerasan terhadap perempuan sepanjang tahun 2024 hingga April 2025. Dari jumlah tersebut, 59 kasus merupakan kekerasan terhadap anak yang saat ini masih dalam penanganan.
Ia berharap pemerintah dapat menindak tegas pelaku kekerasan dan pelecehan, serta bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk organisasi non-pemerintah agar kasus serupa tidak terus terjadi.
“Seperti yang disampaikan oleh Ibu Wakil Bupati tadi, hal ini mencemarkan nama baik Garut sebagai kota santri. Mudah-mudahan ini bisa segera diatasi bersama Ibu Wakil Bupati dan Bapak Kepala Dinas DPPKBPPPA,” tutur Eti.
Menurutnya, penanganan harus dilakukan secara serius. Apalagi dalam forum tersebut juga hadir perwakilan dari Kejaksaan Negeri Garut dan akademisi Prof. Ikeu dari Universitas Garut (Uniga), yang menyampaikan keprihatinan serupa dengan sikap tegas terhadap pelaku.
“Bayangkan, 112 kasus dari 2024 sampai April 2025. Kami dari PD Aisyiyah sangat prihatin. Kami siap berkolaborasi dan turut membantu jika dibutuhkan dalam penanganan dan penanggulangan kasus-kasus ini,” tegas Eti.
Lebih jauh, Eti menilai perlunya pembinaan terhadap pelaku kekerasan, baik dari sisi psikologis maupun spiritual.
“Mungkin karena stres, karena tidak ada kegiatan, lalu melampiaskan kepada anak, cucu, keponakan sendiri. Kita tidak tahu setan dari mana yang masuk, maka perlu pembinaan yang serius,” ucapnya.
Ia menekankan pentingnya pembinaan keagamaan yang lebih kuat serta peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya guru dan keluarga dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.
“Mudah-mudahan ke depan Garut bisa lebih sejahtera di bawah kepemimpinan bupati dan wakil bupati yang baru. Tidak ada lagi kasus pencabulan, pelecehan, dan kekerasan. Semoga, Aamiin YRA,” pungkasnya. (Az)