Dulu Diburu, Kini Dilupa: SMA Pasundan 2 Tahun ini Hanya Dapat 6 Siswa

TASIKMALAYA | Priangan.com – Sebagian besar masyarakat Kota Tasikmalaya pasti masih ingat betapa bergengsinya bisa bersekolah di SMA Pasundan 2. Dulu, era tahun 2000-an, sekolah ini jadi rebutan. Setiap tahun ajaran baru, ratusan siswa antre mendaftar. Sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Pasundan ini pernah menampung hampir 900 siswa dalam 22 ruang kelas. Namun kini, semua itu tinggal kenangan.

Pada penerimaan murid baru tahun 2025, SMA Pasundan 2 hanya mencatat enam orang pendaftar. Ya, enam. Jumlah yang jauh dari cukup untuk memenuhi satu rombongan belajar.  Bahkan, dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ini, pihak sekolah terpaksa harus mengikutsertakan siswa kelas 2 dan kelas 3 agar terlihat lebih banyak murid.

Langkah ini diambil supaya para calon siswa baru tidak merasa minder melihat jumlah siswa yang sedikit. Padahal, sekali lagi, sekolah ini dulunya dikenal sebagai salah satu SMA swasta unggulan.

Situasi ini tak terjadi secara tiba-tiba. Sejak diberlakukannya sistem zonasi beberapa tahun lalu, sekolah swasta mulai kehilangan daya tarik di mata orang tua siswa. Zonasi mendorong siswa masuk ke sekolah negeri di dekat tempat tinggal mereka.

Kondisi tersebut semakin parah setelah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menggulirkan kebijakan yang memperbesar kapasitas siswa dalam satu kelas sekolah negeri menjadi 50 orang. Akibatnya, daya tampung sekolah negeri melonjak tajam, sementara minat terhadap sekolah swasta terus anjlok.

Kepala SMA Pasundan 2 Tasikmalaya, Darus Darusman, mengaku kalau pihaknya belum menyerah. Meski hanya mendapat enam siswa, ia tetap membuka pendaftaran hingga Agustus dengan harapan jumlahnya bisa bertambah.

“Untuk ke depan semoga peraturan ini sementara, karena gejolaknya akan semakin kuat. Untuk semua sekolah, terutama swasta mudah-mudahan tahun depan tidak seperti ini lagi, ada perubahan,” tegasnya.

Lihat Juga :  Dukung Industri Lokal! Prabowo Dorong Pejabat Kabinet Merah Putih Wajib Gunakan Mobil Pindad

Darus menambahkan, dari total 22 kelas yang tersedia, kini hanya tinggal beberapa yang masih digunakan. Secara keseluruhan, jumlah siswa pun saat ini semakin sedikit. Tercatat, untuk siswa kelas 3 saja hanya ada 23 orang. Kelas 2 ada 21 siswa, sementara calon siswa kelas 1 yang baru mendaftar hanya ada 6 orang.

Lihat Juga :  Dari Opak, Apipah Bisa Ibadah Haji dan Kuliahkan Anak

“Sekarang hanya ada 23 orang untuk kelas 3, yang kelas 2 ada 21 siswa,” tegasnya.

Penurunan ini tentu saja menjadi pukulan telak bagi sekolah yang telah berdiri selama puluhan tahun. Reputasi yang dulu dijaga dengan kerja keras, kini seperti nampak memudar tanpa jejak. Cerita-cerita kejayaan masa lalu pun mulai tenggelam.

Meski begitu, semangat untuk bertahan tetap menyala. Di salah satu sudut sekolah, ada coretan di dinding yang tak jelas siapa yang menulisnya: “Pasundan Never Die.” Tulisan sederhana itu kini menjadi semacam pengingat, bahwa di tengah keterpurukan, masih ada harapan yang dijaga. Darus percaya, selama masih ada satu anak yang mau belajar, maka sekolah ini punya alasan untuk terus berdiri. (wrd)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos