TASIKMALAYA | Priangan.com – Pemerintah Kota Tasikmalaya bergerak cepat menanggapi surat edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 58 Tahun 2025 yang menetapkan jam masuk sekolah pukul 06.30 untuk seluruh jenjang pendidikan. Namun, alih-alih menerapkan aturan itu secara kaku, Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya memilih langkah adaptif dengan tetap mengedepankan kearifan lokal.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Dr. H. Tedi Setiadi, menyebut bahwa kebijakan ini akan disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat, termasuk kesiapan sekolah dan lingkungan. Menurutnya, edaran tersebut sejatinya bertujuan mendukung program pendidikan karakter yang selama ini digaungkan melalui gerakan Tasik Pintar, Tasik Bageur, Cageur, Beuneur.

“Ini bukan soal ikut-ikutan, tapi bagaimana kita menerapkan kebijakan secara cerdas dan berempati. Tidak semua wilayah memiliki kondisi yang sama. Di Tasikmalaya, pendekatannya harus menyesuaikan,” ujarnya kepada wartawan, Senin (14/7/2025).

Sebagai bentuk adaptasi, jam masuk bagi siswa PAUD, TK, dan RA di Kota Tasikmalaya tetap diberlakukan pukul 07.30. Sedangkan untuk jenjang SD dan SMP, masuk sekolah mengikuti edaran, yakni pukul 06.30. Namun, Dinas Pendidikan tetap memberikan kelonggaran bagi sekolah yang memilih sistem enam hari belajar.

“Boleh saja enam hari, Senin sampai Sabtu, dan masuk pukul 07.00. Tidak masalah, asalkan sekolah bisa memberikan alasan yang jelas dan melaporkan kepada kami,” jelas Tedi.

Ia menambahkan, tidak ada unsur pemaksaan dalam penerapan jam masuk sekolah lebih pagi tersebut. Pemerintah Kota memberikan ruang bagi sekolah untuk menentukan pola terbaik sesuai kebutuhan lingkungan masing-masing. Tedi bahkan mendorong sekolah untuk terbuka terhadap masukan masyarakat.

“Jangan-jangan yang paling cocok justru yang enam hari. Intinya, fleksibel. Yang penting tetap mendukung tumbuh kembang anak secara sehat dan nyaman,” pungkasnya. (yna)