Dinkes Kota Tasik Waspada! 74 Kasus HIV Baru dan 8 Kematian Terjadi Sejak Awal 2025

TASIKMALAYA | Priangan.com – Laju penyebaran HIV di Kota Tasikmalaya terus menunjukkan tren mengkhawatirkan. Hingga Mei 2025, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat total kumulatif kasus HIV/AIDS telah mencapai 1.435 orang, dengan 74 kasus baru ditemukan sepanjang lima bulan terakhir. Dari jumlah tersebut, 8 orang di antaranya meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, mengungkapkan bahwa peningkatan ini teridentifikasi setelah pihaknya memperluas cakupan skrining terhadap kelompok masyarakat dengan risiko tinggi, terutama di rentang usia produktif.

“Dari Januari hingga Mei 2025 saja, kami menemukan 74 kasus baru. Mayoritas penderitanya laki-laki, dengan persentase mencapai 85 persen. Kami juga mencatat 8 kematian dalam periode tersebut,” kata Uus, Rabu (18/6/2025).

Lebih rinci, Uus memaparkan distribusi kasus berdasarkan kelompok usia: Usia 1–10 tahun: 1 kasus; Usia 11–20 tahun: 11 kasus; Usia 21–30 tahun: 40 kasus (54%); Usia 31–40 tahun: 16 kasus; dan Usia 41–60 tahun: 6 kasus.

“Kami cukup prihatin karena sebagian besar pengidap berasal dari kelompok usia muda, khususnya 21 sampai 30 tahun. Ini menunjukkan bahwa mereka sangat rentan dan perlu perhatian khusus,” ujarnya.

Berdasarkan data wilayah, sebaran kasus HIV terbanyak berada di tiga kecamatan, yakni Cihideung: 186 kasus; Tawang: 186 kasus; dan Cipedes: 144 kasus.

Dinas Kesehatan mengidentifikasi sejumlah kelompok berisiko tinggi, seperti lelaki seks dengan lelaki (LSL), waria, wanita pekerja seks (WPS), serta ibu hamil yang terindikasi memiliki pasangan dengan riwayat perilaku seksual berisiko. Bahkan, ada kasus bayi usia 1 tahun yang tertular HIV dari ibunya sejak lahir.

Sejauh ini, Pemkot Tasikmalaya melalui Dinas Kesehatan telah melakukan skrining terhadap 167.893 orang dari berbagai kelompok. Mereka yang terdeteksi positif langsung mendapat penanganan, termasuk pemberian obat antiretroviral (ARV) secara gratis, untuk menekan perkembangan virus dalam tubuh.

Lihat Juga :  Lonjakan Kasus DBD di Kota Tasikmalaya, 4 Meninggal Dunia

Namun, Uus menegaskan bahwa edukasi publik masih menjadi pekerjaan rumah utama. Banyak warga belum paham bahwa HIV tidak menular melalui sentuhan fisik, pelukan, berbagi makanan, atau keringat. Penularan hanya terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh seperti darah, sperma, cairan vagina, dan air susu ibu (ASI).

Lihat Juga :  Masuk Penjara Lagi, Wali Kota Bandung Janji Potong Rambut

“HIV memang tak menunjukkan gejala langsung. Tapi saat imunitas tubuh mulai melemah, berbagai infeksi mulai menyerang. Inilah yang membuat kami terus mendorong pencegahan dan edukasi, bukan hanya pengobatan,” katanya.

Untuk menekan laju penularan, Dinkes Tasikmalaya mengajak masyarakat agar tidak takut memeriksakan diri, terutama bagi mereka yang merasa pernah melakukan aktivitas berisiko. Pemeriksaan HIV bisa dilakukan secara rahasia, cepat, dan gratis di sejumlah fasilitas layanan kesehatan di kota ini.

Di tengah meningkatnya kasus dari tahun ke tahun—145 kasus di 2022 dan 2023, 169 kasus di 2024, dan kini 74 kasus di lima bulan pertama 2025—Uus menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak, termasuk tokoh masyarakat dan keluarga, agar penyebaran HIV/AIDS tidak semakin meluas.

“Ini bukan hanya tanggung jawab dinas. Ini tanggung jawab bersama,” tutupnya. (yna)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos