Diduga Gunakan Dokumen Tidak Sah, Dua Pemain Piala Persigar Jalani Sidang Disiplin

GARUT | Priangan.com – Kompetisi Piala Persigar 2025 yang digelar untuk menjaring pemain muda berbakat guna memperkuat Tim Soeratin Persigar U-17 terus menunjukkan keseriusan penyelenggara dalam menjaga integritas dan profesionalitas turnamen.

Namun di tengah jalannya kompetisi, menjelang babak 12 besar, muncul dugaan pelanggaran. Dua pemain dari tim IRS Samarang dilaporkan menggunakan dokumen yang diduga tidak sah. Laporan tersebut diterima panitia setelah berakhirnya babak penyisihan grup pada Sabtu (5/7/2025), dan langsung ditindaklanjuti.

Menanggapi laporan tersebut, panitia Piala Persigar bersama Askab PSSI Garut langsung menggelar Sidang Disiplin Pertandingan di kantor Askab PSSI, Jalan Cimanuk, pada hari yang sama. Sidang dipimpin langsung oleh Ketua Panitia, Iip Saepulloh, yang juga anggota Koramil Kecamatan Wanaraja.

Kedua pemain yang dilaporkan berinisial IBL (17) dan OPK (16), hadir langsung dalam sidang bersama manajer tim IRS Samarang, Danis (50). Hadir pula dua perwakilan dari tim lain di Grup F, yakni Nugraha dari Famili United dan Tesar dari Prima Garut FC sebagai saksi.

Sidang memeriksa dan mencocokkan dokumen asli kedua pemain seperti ijazah, akta kelahiran, dan kartu keluarga, dengan dokumen yang sebelumnya diunggah secara online saat pendaftaran.

“Setelah dokumen asli dicocokkan dengan yang terdaftar secara online, hasilnya sesuai dan tidak ada perbedaan. Maka kami nyatakan kedua pemain tersebut sah dan tetap diperbolehkan mengikuti babak berikutnya di Piala Persigar,” ungkap Iip Saepulloh dalam sidang.

Iip menegaskan bahwa sidang ini bukan semata-mata untuk menjatuhkan sanksi, melainkan sebagai bentuk edukasi dan penegakan disiplin dalam kompetisi yang mengacu pada regulasi resmi PSSI. Apalagi, ajang ini menjadi seleksi awal untuk Piala Soeratin tingkat Jawa Barat, yang merupakan agenda resmi PSSI.

Lihat Juga :  PC Fatayat NU Kota Tasik Luncurkan Program Kuliah Ramadan Berbasis Digital

“Sidang ini penting agar semua unsur dalam kompetisi—baik pemain, pelatih, maupun ofisial—memahami pentingnya kejujuran. Pemalsuan dokumen bisa berdampak buruk bukan hanya bagi individu pemain, tapi juga tim secara keseluruhan,” tegasnya.

Lihat Juga :  PC Fatayat NU Kota Tasik Luncurkan Program Kuliah Ramadan Berbasis Digital

Ia mengingatkan bahwa pemalsuan dokumen dan pencurian umur bukan hanya melanggar regulasi kompetisi, tetapi bisa menjadi tindak pidana.

“Jika terbukti, pelanggaran semacam ini bisa berujung pada diskualifikasi tim, bahkan bisa diproses hukum. Kami tidak akan ragu mengambil tindakan tegas,” lanjutnya.

Iip berharap kasus serupa tidak terjadi lagi dalam penyelenggaraan Piala Persigar maupun kompetisi lainnya di masa mendatang. Ia mengajak semua pihak untuk menjunjung tinggi nilai sportivitas dan kejujuran dalam pembinaan sepak bola usia dini.

“Kami ingin lahirkan pemain-pemain berkualitas dari Garut yang tidak hanya hebat di lapangan, tapi juga berkarakter kuat,” pungkasnya. (Az)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos