TASIKMALAYA | Priangan.com – Pascaperistiwa Bandung Lautan Api, Maret 1946, seluruh jajaran sipil dan militer Provinsi Jawa Barat pindah ke Tasikmalaya. Mulai saat itu Tasikmalaya menjadi pusat kedudukan sekaligus ibu kota sementara Provinsi Jawa Barat. Gubernurnya Datuk Jamin.
Beliau memimpin Jawa Barat menempati sebagian kantor Kabupaten Tasikmalaya. Dipilih menjadi pusat kedudukan karena letaknya strategis, terletak di jalur pertemuan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Memudahkan komunikasi dengan pusat pemerintahan RI di Yogyakarta. Bentang alam yang berbukit-bukit memudahkan taktik geriliya Pasukan Siliwangi. Memiliki sarana dan prasarana yang lengkap, seperti kantor pemerintahan, sarana komunikasi telepon, dan jalur kereta api.
Selama berkedudukan di Tasikmalaya, terjadi dua kali pergantian Gubernur, yaitu Dr. Murjani (Juni 1946) dan Sewaka (1 April 1947). Melalui Tasikmalaya, Pemerintah Jawa Barat melakukan berbagai persiapan menghadapi Belanda.
Dalam Agresi Militer Belanda, 27 Juli 1947, Tasikmalaya menjadi salah satu target utama operasi. Kondisi genting memaksa Gubernur Sewaka mengalihkan pusat pemerintahan Jawa Barat ke Selatan Tasikmalaya, yakni Sukaraja.
Beberapa kali Sewaka juga sempat memusatkan kegiatan pemerintahan ke Cikalong, Karangnunggal, Bantarkalong sampai Lebaksiuh. Februari 1948, Tasikmalaya dikuasai sepenuhnya oleh Belanda dan militer Siliwangi dipaksa meninggalkan Jawa Barat.
Naskah: Irfal Mujaffar | Editor Video: Arie Budiman