SEOUL | Priangan.com – Demam K-pop saat ini melanda banyak negara di dunia. Tak terkecuali Indonesia. Ada banyak kalangan kepincut dengan budaya musik yang satu ini. Tak pandang usia. Tua muda, ada juga yang suka. Begitu kira-kira.
Siapa sangka, musik K-pop ini ternyata sudah ada sejak puluhan tahun silam. Seo Taiji, adalah pelopornya. Pria kelahiran Seoul, Korea Selatan pada 21 Februari itu mulai menciptakan fondasi bagi grup-grup K-pop saat ini pada tahun 1992.
Semuanya bermula ketika band metal yang sebelumnya pernah ia dirikan bubar pada tahun 1991. Ia pun memutuskan untuk membuat sebuah grup band lain dengan warna baru. Ia kemudian memadukan tiga genre sekaligus untuk menciptakan K-pop, yakni Rap, Rock, dan techno Amerika.
Dalam membentuk band barunya itu, Taiji mengajak Yang Hyun-suk dan Lee Juno, keduanya merupakan seorang penari yang sudah cukup terkenal di Seoul. Melihat peluang yang ditawarkan Taiji, baik Yang Hyun-Suk maupun Lee Juno akhirnya tergiur. Mereka pun memutuskan untuk ikut bergabung dan secara resmi menamai gurpnya sebagai Taiji and Boys
Memulai debut pada 11 April 1992, Taiji and Boys merilis album pertama mereka Nan Arayo. Di pasaran, album itu meledak. Karya-karyanya berhasil menduduki puncak tangga lagu selama tujuh belas minggu. Hal ini menunjukkan kalau K-pop yang mereka gagas diterima oleh pasar.
Tak hanya sukses menduduki tangga lagu, karya-karya Taiji and Boys dalam album Nan Arayo juga berhasil mengantarkan para personel meraih penghargaan Grand Prize di Seoul Music Award 1992. Bahkan, album ini juga sukses mengantarkan Taiji and Boys ke puncak popularitas.
Setelah itu, mereka kemudian merilis tiga album lain, di mana masing-masing album berhasil terjual hingga lebih dari 1,6 juta kopi.
Keberhasilan Taiji and Boys bukan cuma berbicara soal angka penjualan dan popularitas. Nyatanya, grup yang satu ini juga telah berhasil membawa warna baru yang diterima oleh kalangan pecinta musik. Keberanian Taiji dalam memadukan elemen musik barat ke dalam gaya lokal, malah jadi kiblat bagi para generasi penerus di sana, seperti Super Junior hingga BTS, yang kini membawa K-pop semakin mendunia.
Meski begitu, di tengah kesuksesan besar itu, pada tahun 1996 Seo Taiji and Boys mengejutkan para penggemar dengan pengumuman pembubaran grup. Tak sedikit dari fans mereka yang kecewa akan kabar tersebut.
Kendati demikian, perpisahan itu tak mengurangi pengaruh mereka terhadap industri musik-musik Korea. Buktinya, setelah bubar, Seo Taiji melanjutkan karier sebagai musisi solo sukses, bahkan mendapatkan julukan “Presiden Kebudayaan” Korea Selatan. Sementara itu, Yang Hyun-suk mendirikan YG Entertainment, yang kini menjadi salah satu agensi musik terbesar di Korea Selatan. (ersuwa)