TASIKMALAYA | Priangan.com – Rencana pembangunan di Kota Tasikmalaya terancam melambat tahun depan. Pemerintah pusat akan memangkas Transfer ke Daerah (TKD) tahun anggaran 2026 hingga Rp219 miliar, atau sekitar 18,5 persen dari total dana yang biasanya diterima daerah.
Pemangkasan ini, menurut Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, menjadi pukulan berat bagi pemerintah daerah yang masih menggantungkan sebagian besar anggaran pembangunan pada dana transfer dari pusat.
“Hampir semua sektor akan terdampak, terutama pembangunan infrastruktur yang sumber dananya banyak dari TKD. Jika sebelumnya kita bisa bergerak cepat, tahun depan harus lebih selektif dan efisien,” ujar Viman di Bale Kota Tasikmalaya, Senin (13/10/2025).
Dampak terbesarnya akan terasa pada proyek-proyek fisik seperti peningkatan jalan, perbaikan drainase, hingga revitalisasi fasilitas publik. Menurut Viman, dengan potongan mencapai hampir seperlima dari total anggaran, sejumlah rencana harus dijadwal ulang.
“Kita tidak bisa memaksakan semua program berjalan bersamaan. Ada prioritas yang harus dikaji ulang. Artinya, beberapa proyek mungkin tertunda,” ungkapnya.
Pemotongan TKD ini merupakan kebijakan nasional yang diterapkan di seluruh daerah, termasuk di Jawa Barat. Pemerintah Provinsi Jabar menyebut rata-rata pemangkasan mencapai 18–20 persen, sebagai bagian dari penyesuaian fiskal nasional.
Viman menilai, di tengah situasi ini, pemerintah daerah dituntut lebih kreatif mencari sumber pembiayaan baru, termasuk lewat peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan kolaborasi dengan sektor swasta.
“Kita harus mencari strategi untuk menambah PAD, mungkin dari optimalisasi pajak dan retribusi, serta membuka peluang investasi. Kalau hanya mengandalkan TKD, jelas pembangunan akan tersendat,” katanya.
Selain itu, Pemkot Tasikmalaya akan melakukan efisiensi belanja operasional dan belanja modal, sambil menyesuaikan skala prioritas pembangunan agar kebutuhan mendesak tetap terpenuhi.
“Kita harus menyesuaikan diri. Ini bukan hanya terjadi di Tasikmalaya, tapi di seluruh Indonesia. Jadi fokusnya sekarang bagaimana bertahan tanpa mematikan semangat pembangunan,” tutur Viman.
Meski menghadapi tantangan berat, Viman memastikan Pemkot Tasikmalaya bersama DPRD akan tetap berupaya menjaga agar program pelayanan publik tetap berjalan. “Kita harus solid. Krisis fiskal ini jangan sampai membuat pembangunan berhenti,” pungkasnya. (yna)

















