BERLIN | Priangan.com – Ada banyak kisah sejarah yang tak akan pernah terlupakan pada masa Perang Dunia I. Salah satunya dalah peristiwa unik yang terjadi pada malam natal tahun 1914. Peristiwa itu dikenang sebagai Christmas Truce (CT).
CT sendiri merupakan aksi gencatan senjata mendadak yang dilakukan secara ilegal oleh para tentara Inggris dan Jerman yang tengah berperang satu sama lain di area No. Man’s Land. Peristiwa ini terjadi tepat pada tanggal 24 Desember 1914.
Pada saat itu, keheningan tiba-tiba menggantikan suara tembakan yang sempat menderu. Dari parit Jerman, lantas terdengar nyanyian lagu-lagu Natal seperti Stille Nacht. Pasukan Inggris yang mendengar itu kemudian terdiam sejenak. Mereka lalu membalas nyanyian itu dengan lagu mereka sendiri, The First Noel.
Sorak sorai dan tepuk tangan, tiba-tiba menggema di antara dua kubu yang sebelumnya saling tembak menembak itu. Tidak lama kemudian, ucapan selamat Natal dalam bahasa masing-masing diteriakkan dari balik parit masing-masing.
Keesokan paginya, salah seorang tentara Jerman memberanikan diri keluar dari paritnya. Ia lalu melambaikan tangan tanpa membawa senjata. Melihat hal ini, tentara Inggris pun kemudian ikut keluar dengan hati-hati dari parit mereka.
Dirasa setelah yakin, semua prajurit yang ada di No Man’s Land kemudian keluar dan saling bertegur sapa. Mereka berjabat tangan, bertukar makanan, tambakau, hingga anggur. Bahkan ada juga yang sempat berfoto bersama dan bermain sepak bola bersama. Dalam pertandingan itu, Jerman tercatat menang dengan skor 3-2.
Tak hanya bertegur sapa dan bermain bola, kedua belah pihak juga saling bahu membahu untuk mengubur para prajurit yang telah tewas di medan itu. Ada juga yang membuka jasa pangkas rambut dadakan dengan imbalan beberapa batang rokok.
Kehangatan sungguh menyelimuti sepanjang hari bersejarah itu. Beberapa di antara mereka mengakui kalau tidak ingin berperang dan tidak menyukai peperangan. Tapi apa daya, mereka hanyalah seorang prajurit yang ditugaskan negara. Mau tidak mau, itu harus dilakukan.
Momen ini tentu sangat kontras dengan kekerasan yang terjadi di hari-hari sebelumnya. Kendati begitu, ketika perayaan natal selesai, mereka diceritakan kembali bertempur. Korban pun tak terhindarkan dari kedua belah pihak.
Sampai saat ini, moment tersebut masih dikenang sebagai salah satu peristiwa paling mengharukan pada saat masa Perang Dunia I. (ersuwa)

















