TENNESSEE | Priangan.com – Pada masa Perang Dunia II, ribuan perempuan muda pernah dipekerjakan di sebuah kawasan tertutup bernama Oak Ridge, Tennessee. Tempat itu menjadi bagian dari Proyek Manhattan, rencana besar Amerika Serikat untuk mengembangkan senjata baru yang pada saat itu dirahasiakan dari publik.
Sebagian besar perempuan tersebut direkrut dari wilayah pedesaan di bagian selatan Amerika. Mereka kemudian ditempatkan di pabrik Y-12, sebuah fasilitas yang berfokus pada pemisahan isotop uranium menggunakan mesin elektromagnetik yang disebut calutron. Hasil dari proses ini kemudian digunakan untuk kebutuhan militer.
Para operator calutron menjalankan tugas dengan petunjuk teknis yang ketat. Mereka bertanggung jawab untuk memantau jarum-jarum pengukur dan tombol di panel kendali selama berjam-jam. Meski tidak memahami sepenuhnya fungsi mesin yang mereka operasikan, para pekerja itu tetap diminta untuk menjaga ketelitian dan tidak membicarakan pekerjaannya kepada siapapun di luar fasilitas.
Ruth Huddleston, salah seorang mantan operator Calutron, mengenang kalau dirinya dan rekan-rekannya kala itu hanya diberi penjelasan singkat tentang tujuan dari pekerjaan mereka. Ia mengaku kalau semua pekerja tidak pernah tahu secara menyeluruh tentang apa yang mereka kerjakan.
Konon, kebijakan untuk merekrut perempuan dilakukan karena sebagian besar laki-laki sudah dikirim ke medan perang. Selai itu, anggapan kalau seorang wanita lebih teliti ketimbang laki-laki juga menjadi alasan mengapa banyak wanita dipilih dalam pekerjaan ini.
Dalam sebuah laporan Explore Oak Ridge, pengawas pernah menemukan kalau tingkat kesalahan berkurang setelah kaum hawa mengambil alih posisi operator. Saat terjadi kendala, mereka biasanya mengikuti aturan untuk segera melapor, bukan mencoba memperbaiki sendiri sehingga waktu kerja lebih efisien.
Para pekerja menjalani tiga shift setiap hari, masing-masing selama delapan jam. Mereka duduk di kursi tinggi tanpa sandaran dan terus memantau jarum-jarum pengukur di panel kendali. Meski suasana kerja penuh tekanan dan diatur dengan ketat, banyak di antara mereka yang menganggap pekerjaan itu memberi pengalaman baru serta penghasilan yang lebih baik dibanding pekerjaan sebelumnya.
Ed Westcott, fotografer pemerintah yang diizinkan mendokumentasikan kegiatan di Oak Ridge, sempat merekam kehidupan para pekerja di dalam dan di luar pabrik. Lewat foto-fotonya, terlihat suasana kerja yang tertib di ruang mesin serta kehidupan sosial yang tetap berjalan di kawasan tertutup tersebut.
Rahasia besar di balik pekerjaan itu baru terungkap setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima pada Agustus 1945. Saat itulah para operator menyadari bahwa uranium yang mereka pisahkan digunakan dalam pembuatan bom “Little Boy”.
Huddleston mengaku perasaannya bercampur saat mengetahui hal tersebut. “Saya lega perang berakhir,” katanya, “namun sulit menerima bahwa pekerjaan kami menimbulkan banyak korban.”
Kisah para perempuan di Oak Ridge menjadi bagian dari sejarah penting dalam perkembangan teknologi dan militer Amerika Serikat. Mereka bekerja dalam kerahasiaan penuh tanpa mengetahui dampak dari apa yang mereka lakukan, namun hasil kerja mereka berperan besar dalam peristiwa yang mengubah jalannya perang. (LSA)

















