TASIKMALAYA | Priangan.com – Tradisi berkuda sudah dikenal kalangan menak Sukapura sejak ratusan tahun silam. Dilakukan sebagai simbol keberanian dan kepiawaian dalam berperang.
Dalem Bintang mempelopori perkembangan pacuan kuda di Priangan. Beliau sukses memajukan Preanger Wedloop Sociëteit yang berdiri tahun 1853 di Cianjur. Pacuan Kuda menjadi olahraga para menak, orang Eropa, dan saudagar pribumi. Mereka menyewa para joki andal untuk menguji kuda-kudanya.
Memasuki 1920-an, Tasikmalaya terkenal dengan lapangan pacuan kudanya. Dikenal dengan nama Lapangan Pengaduan Kuda Dadaha. Diambil dari gelar bupati Sukapura “Wiradadaha” yang berarti ksatria pemberani. Lapangan itu berstandar internasional di Hindia-Belanda.
Musim pacuan kuda selalu ditunggu-tunggu masyarakat Tasikmalaya. Acaranya selalu semarak, karena dimeriahkan oleh pasar malam, roullet, dan layar tancap. Diselenggarakan sepuluh hari dan kegiatannya terkonsentrasi di Lapangan Dadaha.
Pengunjung hanya membayar tiket masuk sebesar f.5,- untuk semua hiburan. Masyarakat datang berbondong-bondong dan tribun penonton selalu terisi penuh. Anak-anak, remaja, hingga orang dewasa selalu antusias menyaksikan jalannya pertandingan. Kalangan menak, bangsa Eropa, dan rakyat jelata membaur menikmati aksi para joki di medan laga. Joki yang menang biasanya disambut oleh para pendukungnya untuk melakukan selebrasi bersama. []
Naskah: Irfal Mujaffar | Editor video: Arie Budiman