ITALIA | Priangan.com – Inilah sosok Benito Amilcare Andrea Mussolini. Ia merupakan salah satu tokoh aktivis sosialis yang lahir pada 29 Juli 1883 di Dovia di Predappio, wilayah Forlì, Italia utara. Mussolini, sapaan akrabnya, berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya, Alessandro Mussolini, seorang pandai besi yang aktif dalam gerakan sosialis, sementara ibunya, Rosa Maltoni, seorang guru sekolah yang taat beragama Katolik. Lingkungan keluarga dengan pandangan yang berseberangan ini membentuk karakter Mussolini muda yang keras kepala dan berjiwa perlawanan sejak dini.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, Mussolini bekerja sebagai guru dan kemudian tertarik pada dunia jurnalistik serta politik. Ia bergabung dengan Partai Sosialis Italia dan menjadi redaktur surat kabar Avanti!, media resmi partai tersebut. Namun, pada masa Perang Dunia I, pandangannya mulai berubah. Ketika Partai Sosialis menentang perang, Mussolini justru mendukung keterlibatan Italia. Perbedaan sikap ini membuatnya dipecat dari partai, dan sejak itu ia mulai mengembangkan ideologi baru yang berfokus pada nasionalisme dan kekuasaan negara.
Pada tahun 1919, Mussolini membentuk kelompok bernama Fasci Italiani di Combattimento yang kemudian berkembang menjadi Partai Fasis Nasional. Ia menggunakan simbol kuno Romawi, fasces, yang menggambarkan kekuatan dan persatuan. Partai ini menarik banyak veteran perang, nasionalis, dan orang-orang yang kecewa terhadap kondisi ekonomi serta politik Italia pascaperang. Dari sinilah istilah “fasisme” lahir, yang kemudian menjadi ideologi utama pemerintahan Mussolini.
Kekuasaan Mussolini dimulai pada 28–29 Oktober 1922 melalui aksi yang dikenal dengan sebutan March on Rome. Ribuan anggota fasis bergerak menuju ibu kota, menuntut pembentukan pemerintahan baru. Tekanan politik yang meningkat membuat Raja Vittorio Emanuele III menunjuk Mussolini sebagai perdana menteri termuda dalam sejarah Italia kala itu. Dari posisi tersebut, ia perlahan mengubah sistem pemerintahan menjadi otoriter dengan menyingkirkan oposisi, membubarkan partai politik lain, dan memusatkan kekuasaan pada dirinya sendiri sebagai Il Duce, yang berarti “Sang Pemimpin.”
Dalam pemerintahannya, Mussolini berusaha membangun kembali kejayaan Italia dengan mengedepankan militerisme dan nasionalisme. Ia menjalankan program modernisasi di sektor industri dan infrastruktur, serta memperluas wilayah kolonial ke Afrika dan Balkan. Namun, di balik itu, kebebasan pers dibungkam, partai politik dilarang, dan kehidupan rakyat diawasi ketat oleh polisi rahasia.
Ambisi politik Mussolini semakin besar ketika ia menjalin aliansi dengan Adolf Hitler di Jerman. Italia bergabung dengan Blok Poros pada masa Perang Dunia II, sebuah keputusan yang berujung pada kehancuran negaranya. Kekalahan demi kekalahan di berbagai front membuat posisinya goyah. Pada Juli 1943, ia digulingkan oleh Dewan Agung Fasis dan ditangkap atas perintah Raja. Namun, beberapa bulan kemudian, pasukan Jerman membebaskannya dan membentuk Republik Sosial Italia di bagian utara yang berumur pendek.
Kehidupan Mussolini berakhir tragis pada 28 April 1945. Ketika mencoba melarikan diri ke Swiss bersama kekasihnya, Clara Petacci, ia ditangkap oleh kelompok partisan Italia di dekat Danau Como dan dieksekusi di tempat. Jenazahnya kemudian dibawa ke Milan dan digantung terbalik di sebuah alun-alun, menjadi simbol runtuhnya kekuasaan fasis di Italia. (wrd)

















