BERLIN | Priangan.com – Perang Dunia II membawa luka mendalam bagi jutaan manusia, terutama akibat kekejaman yang dilakukan oleh rezim Nazi di bawah pimpinan Adolf Hitler. Ideologi supremasi ras yang mereka usung menempatkan kaum Yahudi, tahanan perang, dan kelompok minoritas lainnya sebagai sasaran pembantaian dan perlakuan tidak manusiawi. Kekalahan Nazi pada tahun 1945 membawa akhir bagi kejahatan rezim ini, termasuk ironi bagi para dedengkotrnya.
Sebagian di antara mereka, ada yang diadili dan dihukum mati dalam pengadilan Nuremberg, sementara yang lain melarikan diri dan hidup dalam pelarian. Berikut adalah kisah para tokoh Nazi dan bagaimana nasib mereka setelah perang usai.
Joachim von Ribbentrop: Menteri Luar Negeri yang Tewas di Tiang Gantung
Joachim von Ribbentrop, Menteri Luar Negeri Jerman di era Nazi, punya peran penting dalam membangun aliansi yang mendukung ambisi agresif Hitler. Ia dikenal karena merancang Pakta Molotov-Ribbentrop bersama Uni Soviet. Ini adalah kesepakatan rahasia yang memecah Polandia menjadi dua wilayah kekuasaan. Keputusan ini juga yang menjadi pemicu invasi Polandia dan awal dari Perang Dunia II.
Di pengadilan Nuremberg, Ribbentrop dinyatakan bersalah atas kejahatan perang dan kemanusiaan. Tepat pada Oktober 1946, ia pun dihukum mati. Eksekusi mati yang diterima oleh Ribbentrop adalah hukuman gantung.
Hermann Göring: Pemimpin Gestapo yang Mengakhiri Hidupnya Sendiri
Hermann Göring merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh di Nazi. Ia pernah menjabat sebagai panglima Luftwaffe dan pendiri polisi rahasia Gestapo. Ia bertanggung jawab atas sederet kebijakan teror lawan politik serta perampasan besar-besaran terhadap Yahudi Jerman.
Saat kekalahan Jerman semakin dekat, Göring mencoba mengambil alih kekuasaan dari Hitler. Namun, tindakan bodohnya itu malah membuatnya dipenjara. Di akihir kekuasaan Nazi, Göring ditangkap oleh sekutu. Ia lalu dijatuhi hukuman mati di pengadilan Nuremberg. Namun, sebelum hukuman itu terlaksana, ia keburu memutuskan untuk bunuh diri dengan menenggak sianida pada Oktober 1946 di dalam sel tahanan.
Josef Mengele: Malaikat Maut Auschwitz yang Luput dari Hukuman
Josef Mengele dikenal sebagai Malaikat Maut Auschwitz. Ia merupakan dokter di kamp konsentrasi Auschwitz yang sudah melakukan berbagai eksperimen keji terhadap para tahanan, seperti menciptakan bayi kembar siam, amputasi tanpa anestesi, hingga menyuntikkan zat kimia berbahaya langsung ke dalam kulit tahanan.
Setelah perang, Mengele berhasil melarikan diri ke Amerika Selatan dengan identitas palsu. Ia hidup dalam pelarian selama beberapa dekade di Argentina dan Brasil. Hingga meninggal karena stroke pada tahun 1976, Mengele tidak pernah diadili atas kejahatannya selama Nazi berkuasa.
Wernher von Braun: Ilmuwan Nazi yang Membawa Amerika ke Bulan
Tidak semua dedengkot Nazi berakhir tragis. Ya, salah satunya adalah Wernher von Braun. Pada saat Nazi berkuasa, Braun bertugas sebagai perancang rudak V-2. Namun, pasca perang berakhir, nasib mujur menghampirinya. Alih-alih ditangkap dan dihukum mati, salah satu tokoh penting Nazi ini malah direkrut oleh Amerika Serikat.
Ya, Braun yang juga punya keahlian di bidang antariksa, dimanfaatkan AS untuk mengembangkan teknologinya. Braun bahkan pernah ikut dalam Operasi Paperclip. Di bawah NASA, Braun sempat merancang sejumlah roket, salah satunya adalah roket Saturn V yang menjadi kunci dalam misi Apollo ke bulan.
Adolf Hitler: Berujung Bunuh Diri
Nasib Adolf Hitler pasca berakhirnya perang dunia II sudah bukan jadi rahasia. Hampir semua orang tahu kalau sang Diktator yang terkenal kejam itu mengakhiri nyawanya sendiri. Konon, Hitler mengakhiri nyawanya di Fuhrerbunker, tempat persembunyian terakhirnya.
Sehari sebelum memutuskan untuk bunuh diri, Hitler sempat menikahi seorang wanita yang sudah sejak lama dekat dengannya. Wanita itu adalah Eva Braun. Pasca menggelar pesta secara sederhana dan membacakan wasiat politik terakhirnya, keesokan harinya atau tepat pada tanggal 30 April 1945, Hitler dan Eva Braun memutuskan untuk bunuh diri bersama.
Jenazah Hitler maupun Eva kemudian dikremasi di taman Kanselir Reich. Itu sesuai dengan permintaan Hitler yang tak ingin tubuhnya dipermalukan. (ersuwa)