GARUT | Priangan.com – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Garut kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan masyarakat, khususnya kelompok penyandang disabilitas. Melalui program bantuan kaki palsu, Baznas berupaya mendorong para penerima manfaat untuk menjalani hidup yang lebih mandiri dan produktif.
Program ini bukan sekadar bentuk kepedulian sosial, melainkan bagian dari strategi jangka panjang Baznas dalam menciptakan perubahan nyata bagi mereka yang mengalami keterbatasan fisik. Bantuan diberikan setelah melalui proses pengukuran dan verifikasi ketat terhadap permohonan yang masuk, baik dari masyarakat langsung maupun lewat Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di berbagai wilayah.
Ketua Baznas Kabupaten Garut, H. Abdullah Effendi, menyampaikan bahwa distribusi bantuan dilakukan secara bertahap berdasarkan jumlah permintaan yang telah memenuhi kuota minimal untuk pemesanan.
“Pada bulan Juni lalu kami menggelar rapat teknis, dan setelah proses pengukuran selesai serta jumlah penerima memenuhi syarat, kami langsung bergerak. Kami bekerja sama dengan penyedia kaki palsu untuk segera memasang alat bantu ini. Ini adalah salah satu bentuk nyata kehadiran Baznas di tengah masyarakat, terutama bagi para penyandang disabilitas yang membutuhkan,” tutur Abdullah.
Ia juga mengapresiasi para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Garut dan Kementerian Agama yang telah menunaikan kewajiban zakat dan infak melalui Baznas. Menurutnya, dana yang terkumpul dari para muzaki menjadi sumber utama pembiayaan berbagai program sosial dan kemanusiaan, termasuk bantuan kaki palsu ini.
“Zakat adalah bentuk rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan. Semoga bantuan ini menjadi amal jariyah yang terus mengalirkan pahala, sekaligus memberi harapan bagi mereka yang membutuhkan,” tambahnya.
Hingga pertengahan tahun 2025 ini, lebih dari 10 penyandang disabilitas telah menerima bantuan kaki palsu. Masing-masing unit bernilai antara lima hingga enam juta rupiah, bergantung pada jenis dan kebutuhan individu penerima.
Dukungan terhadap program ini juga datang dari pemerintah daerah. Asisten Daerah (Asda) I Sekretariat Daerah Kabupaten Garut, Bambang Hafid, menilai program tersebut tidak hanya membantu secara fisik, tetapi juga berdampak pada mental dan semangat hidup para penerima.
“Program seperti ini bukan sekadar bantuan, tapi investasi sosial jangka panjang. Ia mengembalikan kepercayaan diri dan memberi peluang bagi para penyandang disabilitas untuk kembali produktif, baik dalam bekerja maupun menjalani kehidupan spiritual mereka,” ujar Bambang.
Ia pun menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, Baznas, dan berbagai komunitas dalam pemutakhiran data calon penerima bantuan. Menurutnya, kecepatan dan akurasi data menjadi kunci dalam penyaluran bantuan yang tepat sasaran.
Dengan adanya program kaki palsu ini, Baznas Kabupaten Garut berharap bisa terus memperluas jangkauan dan menjadikan zakat sebagai instrumen pemberdayaan masyarakat yang nyata.
Lebih dari sekadar bantuan fisik, kaki palsu yang diberikan membawa harapan baru bagi penyandang disabilitas untuk menatap masa depan dengan penuh optimisme dan martabat. (Az)