Angkor Wat, Jejak Kejayaan Khmer di Tanah Kamboja

KAMBOJA | Priangan.com – Angkor Wat menjadi salah satu situs bersejarah yang paling terkenal di Asia Tenggara. Berdiri di kawasan Angkor, Provinsi Siem Reap, Kamboja, kompleks candi ini dibangun pada awal abad ke-12 pada masa pemerintahan Raja Suryavarman II. Ia menjadikan kompleks tersebut sebagai pusat keagamaan kerajaan sekaligus simbol legitimasi kekuasaan. Angkor Wat pada mulanya didedikasikan untuk dewa Wisnu dan menjadi candi negara bagi Kerajaan Khmer yang saat itu memasuki periode ekspansi dan konsolidasi politik.

Lokasi Angkor dipilih karena berada di jantung wilayah Khmer yang telah memiliki sistem hidrologi maju. Kanal, waduk, dan jaringan air buatan menjadi penopang kota kuno itu, memungkinkan pembangunan candi berskala besar yang tidak lepas dari kerja terorganisir ribuan pekerja. Suryavarman II memulai proyek besar itu dengan menggunakan batu pasir sebagai material utama. Setiap balok batu dipahat dan diangkut dari daerah pegunungan melalui kanal dan jalur darat yang dirancang untuk memudahkan pergerakan material.

Desain Angkor Wat mencerminkan kosmologi Hindu. Menara utama melambangkan puncak Gunung Meru yang diyakini sebagai pusat alam semesta, sementara parit besar di sekeliling candi menggambarkan lautan purba. Galeri dan lorong panjangnya dipenuhi relief yang menggambarkan kisah epik seperti Mahabharata dan Ramayana, serta adegan kehidupan kerajaan. Bentuk bangunannya disusun simetris, menunjukkan kemampuan arsitektur Kerajaan Khmer yang berkembang pesat pada masa itu.

Angkor Wat tidak hanya berfungsi sebagai tempat pemujaan. Banyak catatan arkeologi menunjukkan bahwa kompleks ini menjadi pusat kegiatan politik, ritual, dan administrasi kerajaan. Perannya semakin kuat karena Suryavarman II menggunakan pembangunan ini untuk mengukuhkan keberadaannya sebagai penguasa yang sah. Ia menempatkan konsep raja-dewa dalam struktur kekuasaan, sebuah praktik yang sudah dikenal lama dalam tradisi Khmer. Kepercayaan tersebut memperlihatkan bagaimana unsur spiritual dijadikan alat untuk mengikat kesetiaan rakyat.

Lihat Juga :  Peniti, Benda yang Ditemukan Gegara Utang!

Setelah runtuhnya masa kejayaan Suryavarman II, Kerajaan Khmer terus mengalami perubahan. Angkor Wat bertahan sebagai pusat keagamaan, meski fungsinya bergeser dari candi Hindu menjadi tempat pemujaan Buddha. Perubahan ini terjadi seiring masuk dan berkembangnya ajaran Buddha Theravada di wilayah Kamboja. Transformasi tersebut tidak menghilangkan nilai sejarah candi, melainkan menambah lapisan identitas budaya yang bertahan hingga sekarang.

Lihat Juga :  Peniti, Benda yang Ditemukan Gegara Utang!

Ketika Angkor mulai ditinggalkan karena pergeseran pusat kekuasaan, hutan perlahan menutupi banyak bagian kota kuno itu. Angkor Wat tetap menjadi struktur yang terawat lebih baik dibandingkan candi lain di sekitarnya karena masih digunakan sebagai tempat ibadah oleh masyarakat setempat. Penjelajah dari Eropa pada abad ke-19 mulai mencatat keberadaan situs ini dan memicu penelitian arkeologi yang berlanjut hingga masa modern.

Pada 1992, Angkor ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO karena nilai sejarah, arsitektur, dan perannya dalam menggambarkan peradaban Khmer. Proses restorasi dilakukan secara bertahap melalui kerja sama internasional. Setiap upaya pelestarian dilakukan dengan mempertimbangkan struktur asli bangunan agar nilai sejarahnya tetap terjaga. Hingga kini, Angkor Wat menjadi salah satu destinasi yang mengundang perhatian dunia dan menyimpan banyak petunjuk tentang perkembangan politik, keagamaan, serta kemampuan teknis masyarakat Khmer pada masa lampau. (wrd)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos