BANDUNG | Priangan.com a– Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencatat kemajuan signifikan dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Salah satu indikator utamanya adalah turunnya angka prevalensi stunting dari 21,7 persen menjadi 15,9 persen. Penurunan sebesar 5,8 persen ini menempatkan Jawa Barat di bawah rata-rata nasional yang saat ini berada di angka 19,8 persen—sebuah capaian yang dinilai sebagai momentum penting dalam sejarah penanganan stunting di Indonesia.

Penurunan serentak di berbagai provinsi disebut menjadi sinyal positif, namun Jawa Barat dinilai menonjol karena mampu menunjukkan percepatan signifikan. Gubernur Jawa Barat disebut ingin target penurunan terus dilanjutkan hingga mencapai satu digit. Hal ini diharapkan dapat memberi kontribusi besar terhadap perbaikan angka stunting nasional secara keseluruhan.

“Kalau Jawa Barat bisa menekan angka stunting hingga di bawah 10 persen, maka dampaknya akan sangat terasa secara nasional. Itu harapan yang ingin diwujudkan bersama,” ujar salah satu pejabat dalam acara pemantauan indikator kesehatan daerah.

Di sisi lain, dukungan dari masyarakat dan organisasi non-pemerintah juga dinilai sangat krusial. Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat, Siska Gerfianti, menyatakan kesiapan organisasinya untuk terus memperkuat sinergi dengan pemerintah provinsi, terutama dalam upaya percepatan penurunan kasus stunting serta angka kematian ibu dan bayi.

Menurut Siska, dukungan langsung dari Gubernur terhadap gerakan PKK merupakan bentuk kepercayaan sekaligus tanggung jawab yang harus diemban dengan penuh komitmen. “PKK hadir hingga ke tingkat keluarga, dan karena itu kami bisa menjadi mitra strategis dalam memastikan intervensi pemerintah benar-benar sampai ke masyarakat,” ujarnya usai acara.

Ia menambahkan bahwa PKK akan terus menggerakkan program-program yang mendukung ketahanan keluarga, pemberdayaan ibu, serta perbaikan gizi anak—tiga pilar penting dalam penanganan masalah stunting secara menyeluruh. (yna