Andi Abdullah Bau Massepe, Simbol Perlawanan dari Tanah Bugis

SULSEL | Priangan.com – Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, ada banyak kisah heroik yang diukir oleh para pahlawan bangsa. Salah satunya adalah Andi Abdullah Massepe. Pria kelahiran Sulawesi Selatan, 1918, itu merupakan seorang pejuang muda yang gagah berani. Ia rela mengorbankan jiwa raganya hanya untuk mewujudkan cita-cita bangsa; merdeka.

Tercatat, ada banyak jejak yang ia tinggalkan dalam sejarah perjuangan kemerdekaan. Massepe yang dikenal pintar dalam politik, pada tahun 1945 lalu, tepatnya bulan September, mengubah Organisasi Sudara menjadi Badan Penunjang Republik Indonesia (BPRI). Itu dilakukan untuk menggalang kekuatan dalam mendukung kemerdekaan Indonesia di kawasan Pare-Pare dan sekitarnya.

Tidak hanya unggul dalam dunia politik, nyatanya, putra pasangan Andi Mappanyukki dan Besse Arung Bulo itu juga sangat disegani dalam dunia militer. Beberapa pertempuran besar, pernah ia pimpin. Yang paling terkenal adalah pertempuran di Garessi Suppa di mana pasukannya berhasil memukul mundur tentara Belanda.

Hal serupa terjadi di La Majakka, pada saat pasukan Belanda mencoba kembali mencengkram Indonesia, pasukan Massepe berhasil mengadang mereka. Tak hanya harus kehilangan banyak tentara, pasukan Belanda yang kala itu bertempur juga harus menderita kerugian besar akibat peralatan tempur mereka dirampas oleh pasukan Massepe.

Sayangnya, tepat pada tanggal 17 Oktober 1946, Massepe akhirnya tertangkap oleh Belanda. Ia tercatat harus mendekam di penjara selama 160 hari sebelum akhirnya dieksekusi dengan cara ditembak oleh pasukan Westerling, Belanda. Walau begitu, sederet perjuangan yang telah ia lakukan tak pernah dilupakan. Semua pengorbanan itu diakui oleh negara.

Tepat pada 9 November 2005, di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sosok Massepe dinobatkan menjadi pahlawan. Ia dikenang sebagai simbol perlawanan dari kawasan Pare-Pare terhadap penjajahan yang dilakukan oleh Belanda. (ldy)