TASIKMALAYA | Priangan.com – Dua pekan lebih berlalu sejak bencana longsor melanda kawasan Kampung Cibereum, Kecamatan Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya. Namun alih-alih membaik, kondisi akses jalan di wilayah terdampak justru semakin memicu kekhawatiran warga.
Bukan hanya kerusakan jalan yang belum diperbaiki, kini warga juga harus menghadapi lalu lintas kendaraan bermuatan besar yang mulai rutin melintasi jalur sempit pedesaan.
“Dulu cuma mobil kecil, sekarang truk juga lewat sini. Jalan sempit begini, jadi makin bahaya,” ujar Agus, warga setempat, saat ditemui pada Jumat (30/5/2025).
Menurut warga, kehadiran kendaraan besar bukan hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan. Ruas jalan yang sempit dan rusak akibat longsor membuat lalu lintas menjadi rawan.
“Kami khawatir, apalagi kalau kendaraan saling berpapasan. Bisa macet, atau malah ada yang tergelincir,” ungkap Opi, warga lainnya.
Selain itu, lalu lintas kendaraan besar memicu debu dan kebisingan yang dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama mereka yang rumahnya berada di tepi jalan.
Warga berharap pemerintah tidak hanya fokus pada penanganan darurat pasca-longsor, tetapi juga segera turun tangan memperbaiki infrastruktur dan mengatur arus kendaraan agar tidak membahayakan lingkungan pemukiman.
“Bukan hanya soal jalan rusak, ini sudah menyangkut keselamatan warga. Harus ada pembatasan kendaraan berat di sini,” ujar Agus.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa beberapa titik jalan masih tampak rusak dan berlubang. Sementara itu, tidak ada rambu atau petunjuk lalu lintas yang mengatur jenis kendaraan yang boleh melintas.
Situasi ini membuat warga semakin khawatir akan potensi kecelakaan, apalagi saat malam hari dengan minimnya penerangan.
Masyarakat berharap Pemkab Tasikmalaya segera menurunkan tim teknis untuk meninjau ulang kondisi jalan dan melakukan perbaikan yang dibutuhkan, serta mempertimbangkan penataan jalur kendaraan berat agar tidak membebani akses pedesaan yang rapuh. (yna)