ZANZIBAR | Priangan.com – Di antara deretan panjang pertempuran yang mendominasi buku-buku sejarah, ada satu pertempuran yang sangat berbeda, begitu singkat, begitu cepat, dan nyaris tak terbayangkan. Ia terjadi dalam waktu kurang dari satu jam, namun cukup kuat untuk tercatat secara resmi sebagai perang paling singkat dalam sejarah umat manusia.
Konflik itu berlangsung di pesisir timur Afrika, di sebuah kepulauan kecil yang bernama Zanzibar. Tanggal 27 Agustus 1896, menjadi saksi bagaimana pertempuran dapat dimulai dan berakhir dalam hitungan menit. Ketegangan diplomatik yang berkembang selama beberapa hari berubah menjadi aksi militer hanya dalam waktu 38 menit, tepatnya ketika Inggris memutuskan untuk menjatuhkan penguasa lokal yang dianggap membangkang.
Zanzibar bukan wilayah yang asing bagi kekuatan Eropa. Sejak abad ke-19, kawasan ini menjadi titik penting dalam rute perdagangan di Samudra Hindia. Inggris, yang saat itu sudah menancapkan pengaruh kolonialnya, menjadikan Zanzibar sebagai bagian dari strategi penguasaan jalur laut. Walau secara formal kekuasaan tetap berada di tangan sultan, kenyataannya keputusan-keputusan besar selalu menunggu restu dari London.
Situasi mulai memanas ketika Sultan Hamad bin Thuwaini wafat mendadak. Tak lama setelah itu, Khalid bin Barghash, salah satu tokoh bangsawan di sana, mengumumkan dirinya sebagai penguasa baru. Langkah ini jelas tidak disetujui oleh Inggris. Mereka menganggap Khalid tidak sah, sebab tidak meminta izin dari pihak kolonial seperti yang telah menjadi kebiasaan sebelumnya. Lebih dari itu, kedekatannya dengan kekuatan Jerman memicu kekhawatiran akan perubahan keseimbangan pengaruh di kawasan.
Pemerintah Inggris lantas memberi batas waktu hingga pukul sembilan pagi agar Khalid menyerah dan meninggalkan istana. Namun, kala itu Khalid malah memilih bertahan. Ia kemudian mengumpulkan ribuan pendukung dan mempersenjatai diri untuk bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Di sisi lain, Inggris sudah menyiapkan armada laut dan artileri, siap untuk bergerak kapan saja.
Tepat pukul 09.02, meriam-meriam dari kapal perang Inggris melepaskan tembakan pertama. Istana tempat Khalid bertahan dihantam habis-habisan. Dalam waktu singkat, pertahanan mereka runtuh, kapal kerajaan hancur, pasukan Khalid pun kocar-kacir. Perlawanan nyaris tak berarti kalau dibandingkan dengan kekuatan militer modern yang dikerahkan Inggris.
Setelah pertempuran usai, Khalid melarikan diri dan bersembunyi di konsulat Jerman. Sementara itu, Inggris segera mengangkat pengganti yang mereka anggap lebih kooperatif.
Sampai saat ini, pertempuran selama 38 menit itu dikenang sebagai pertempuran tersingkat sepanjang sejarah. (Wrd)