Historia

Winnie, si Beruang Hitam yang Diabadikan dalam Serial Kartun Anak

Winnie si beruang hitam ini menjadi inspirasi penokohan karakter animasi Winnie the Pooh | Net

BRITANIA RAYA | Priangan.com – Serial kartun Winnie the Pooh sudah sejak lama menjadi sahabat masa kecil yang menemani berbagai generasi. Tercatat, kartun ini mulai mengudara di Disney Channel dan American Broadcasting Company pada tahun 1988 lalu dengan judul The New Adventures of Winnie-the-Pooh.

Siapa sangka, ternyata karakter Winnie the Pooh, atau dalam bahasa Indonesia Winnie si Beruang, ini terinspirasi dari kisah nyata. Semua itu bermula ketika seorang tentara muda asal Kanada, Letnan Harry Colebourn, tiba di stasiun kecil White River, Ontario.

Di sana, di tengah hiruk-pikuk suasana stasiun, Colebourn bertemu dengan seekor anak beruang hitam yang diikat oleh seorang pemburu. Sang pemburu menjelaskan bahwa ia telah membunuh induk beruang tersebut, tapi tidak dengan anak beruang yang satu ini. Pemburu itu mengaku tidak tega melakukannya.

Colebourn yang notabene punya latar belakang juga sebagai seorang dokter hewan dan suka memelihata binatang, langsung merasa iba. Ia pun memutuskan untuk membeli anak beruang itu dengan harga $20. Beruang kecil yang kira-kira umurnya belum sampai 7 bulan ini kemudian diberi nama Winnie. Itu dilakukan sebagai penghormatan kepada kota asalnya, Winnipeg.

Di tangan Colebourn, Winnie tak hanya sekadar peliharaan. Selama masa pelatihan militer di Kanada, beruang ini menjadi teman setianya bahkan menjadi maskot bagi resimen tempat Colebourn bertugas.

Winnie yang dikenal dengan sifatnya yang lembut, membuatnya disukai oleh semua orang, termasuk pasukan lain di resiman itu. Mereka tak jarang mengajak main Winnie atau sekedar memberinya makan.

Hingga satu saat, panggilan tugas ke medan pertempuran menghampiri Colebourn. Pada saat itu, ia berpikir bahwa tidak mungkin membawa Winnie berperang. Ia pun memutuskan untuk menitipkannya ke Kebun Binatang London.

Tonton Juga :  Amanat Galunggung

Di kebun binatang tersebut, Winnie tumbuh menjadi beruang dewasa. Namun, sifat yang dimilikinya tetap berbeda dengan kebanyakan beruang lain. Alih-alih buas, Winnie tetap mempunyai perilaku jinak dan ramah, terutama terhadap anak-anak.

Salah satu anak yang terpikat dengan karakteristik beruang ini adalah Christopher Robin Milne, putra dari penulis ternama, A.A. Milne. Sejak kecil, Chris, sapaan akrabnya, menyukai hewan beruang. Ia bahkan punya boneka beruang spesial yang sangat ia cintai.

Sejak bertemu Winnie, kecintaannya terhadap beruang semakin menjadi-jadi. Ia pun lebih sering mengunjungi kebun binatang London hanya untuk bertemu Winnie. Acap kali berkunjung, Chris selalu menyuapinya dengan susu kental manis.

Kedekatan Winnie dengan Chris itu kemudian membuatnya berinisiatif untuk menamai boneka beruang dengan Winnie the Pooh. Dari sinilah, A.A. Milne mendapat inspirasi untuk menciptakan karakter dalam buku anak-anak yang akhirnya sangat populer.

Lewat buku anak berjudul Winnie-the-Pooh yang diterbitkan pada tahun 1926, nama A.A. Milne kian melambung. Ia semakin tenar ketika merilis buku keduanya yang berjudul Winnie the Pooh, The House at Pooh Corner.

Hingga pada tahun 1998, karakter dari buku Winnie the Pooh diangkat menjadi serial kartun yang pertamakali ditayangkan di Disney Channel dan American Broadcasting Company. Selain karena dilatarbelakangi ketenaran buku anak, serial kartun itu juga dibuat untuk mengenang sosok beruang Winnie yang meninggal pada tahun 1934, tepatnya saat Winnie menginjak usia 20 tahun.

Selain lewat buku dan serial kartun, sosok beruang Winnie juga dikenal melalui patung Winnie yang didirikan di Kebun Binatang London dan Winnipeg. Bahkan, tengkorak aslinya, dipamerkan di Royal College of Surgeons. (ldy)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: