JAKARTA | Priangan.com – Video sebuah mobil listrik pabrikan Mercedes-Benz, EQE 350, yang terbakar di parkiran basemen tengah viral di media sosial. Kejadian tersebut diduga terjadi di Korea Selatan beberapa waktu lalu. Kebakaran mobil itu tak hanya menghanguskan satu mobil saja, tetapi juga merembet ke 140 mobil lain yang terparkir di tempat yang sama.
Adanya fenomena ini tentu saja membuat masyarakat khawatir. Alih-alih dianggap lebih aman, mobil listrik justru malah menimbulkan ancaman. Calon konsumen pun mulai berpikir ulang. Mereka takut, kejadian serupa akan terjadi lagi. Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi?
Salah satu penyebab terbakarnya mobil listrik adalah adanya masalah pada komponen baterai yang menjadi sumber daya utama kendaraan tersebut. Baterai yang notabene ada di dalam mobil, kerap kali berada dalam tekanan suhu yang cukup tinggi, hal itu bisa menyebabkan deformasi baterai sehingga memicu kebakaran.
Di sisi lain, penggunaan dan pemeliharaan baterai mobil listrik yang tidak tepat juga dapat memicu kebakaran pada baterai mobil. Salah satu kebiasaan buruk yang paling umum dilakukan adalah mengisi daya terlalu lama sehingga baterai mengalami over charge.
Parahnya, ketika kendaraan listrik terbakar, apinya akan jauh lebih sulit dipadamkan. Itu karena baterai mobil listrik memiliki kandungan sejumlah logam, seperti nikel, zinc, kobalt, dan cairan asam yang memberikan reaksi tertentu terhadap api.
Seperti yang disampaikan oleh Direktur PT Hartindo Chemitama Industri sekaligus pakar baterai EV, Randall Hart. Menurutnya, reaksi tersebut bisa memicu Thermal Runaway, dimana api akan lebih sulit dipadamkan dibandingkan dengan kebakaran mobil yang dipicu oleh Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Bisa dilihat dari karakteristik api yang muncul selama kebakaran, di mana api akibat EV battery tidak berkobar, tapi mendesis dan menghasilkan warna putih terang,” katanya, seperti dikutip detik.com, Sabtu, 24 Agustus 2024.
Meski begitu, Randall mengatakan bahwa kendaraan mobil listrik yang terbakar bisa tetap dipadamkan dengan cepat asal menggunakan cairan pemadam khusus yang mengandung senyawa kimia yang bia memecahkan reaksi pemicu api.
“Intinya adalah harus ada senyawa khusus yang bisa memecah chemical reaction dari kebakaran supaya api padam. Dari yang awalnya reaktif menjadi netral,” tandasnya.
Sebagai informasi tambahan, peristiwa kebakaran mobil listrik di Korea Selatan sendiri, tak hanya berpengaruh pada minat masyarakat untuk membeli mobil listrik, tetapi juga telah memicu pemerintah mengeluarkan aturan baru. Salah satunya adalah larangan parkir mobil listrik di tempat umum dengan kondisi baterai penuh. (wrd)