TASIKMALAYA | Priangan.com – Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Tasikmalaya, Asep Endang M. Syam, mengkritik keras kepemimpinan Wali Kota Viman Alfarizi Ramdhan yang dinilai lamban dan tidak responsif dalam menuntaskan berbagai persoalan strategis, terutama soal kekosongan jabatan di lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya.
“Formasi jabatan kosong di delapan SKPD sampai hari ini belum dibereskan. Ini bukan soal teknis biasa, tapi menyangkut efektivitas birokrasi yang berdampak langsung pada pelayanan publik,” ujar Asep dalam keterangannya, Senin (1/7/2025).
Menurut Asep, situasi ini mengindikasikan lemahnya ketegasan kepala daerah dalam mengambil keputusan. Ia bahkan menyebut pemerintah kota saat ini minim arah dan visi yang jelas, meski visi “Tasik Maju” kerap didengungkan.
“Kalau visi kita Tasik Maju, maka cara berpikir dan cara kerjanya juga harus maju. Sistem birokrasinya harus lincah, jangan leha-leha. Tapi kenyataannya sekarang ini stagnan,” tegasnya.
Sebagai anggota Komisi I DPRD yang membidangi pemerintahan, hukum, dan kepegawaian, Asep menyebut pihaknya telah berulang kali mendorong percepatan pengisian jabatan dan penyelesaian berbagai persoalan kepegawaian, termasuk implementasi sistem merit.
Ia menyoroti lambannya peluncuran program merit system yang sebelumnya dijanjikan akan dilaksanakan pada Januari atau April, namun hingga kini belum terealisasi.
“Kami sudah minta penjelasan secara normatif ke BPKSDM. Katanya data ASN belum lengkap, sistemnya belum terkoneksi penuh. Tapi sampai sekarang tidak ada roadmap atau penjelasan teknis yang konkret,” katanya.
Lebih jauh, Asep menyampaikan bahwa ketidakjelasan arah kebijakan ini bisa berujung pada menurunnya kepercayaan publik terhadap pemerintah kota.
“Kalau masalah-masalah strategis seperti ini terus dibiarkan tanpa solusi, saya khawatir publik makin kehilangan kepercayaan. Ini yang paling kami khawatirkan di DPRD,” ujar dia.
Asep juga membantah bahwa kritik yang ia sampaikan bermuatan politis atau berlebihan.
“Kritik yang kami lontarkan masih dalam koridor kerja dewan. Bukan over acting, apalagi genit politik. Ini bagian dari tugas pengawasan yang harus kami jalankan,” ujarnya.
Ia menegaskan, pengisian jabatan adalah pondasi awal bagi kinerja sebuah organisasi. “Ini seperti menyusun tim sepak bola. Sebelum peluit dibunyikan, formasi harus sudah jelas—siapa penjaga gawang, siapa striker, siapa gelandangnya. Kalau formasi saja belum siap, bagaimana mau bertanding, apalagi menang?”
Dalam penutupnya, Asep kembali mendesak Wali Kota Viman untuk segera mengambil langkah tegas dan terukur. “Jangan biarkan birokrasi mandek. Kalau memang ingin membangun kota, harus dimulai dari membenahi mesinnya: yaitu birokrasi,” pungkasnya. (yna)