JAKARTA | Priangan.com – Rokok elektrik atau vape, saat ini tengah jadi tren di kalangan para remaja termasuk orang dewasa. Tak sedikit dari mereka yang mulai beralih dari rokok konvensional ke rokok elektrik dengan alasan alternatif untuk berhenti merokok, atau karena dinilai lebih aman terhadap kesehatan.
Lantas, benarkah demikian? Dilansir alodokter.com, pada Selasam 2 Oktober 2024, ternyata vape mempunyai risiko yang hampir sama dengan rokok-rokok konvensional pada umumnya. Itu karena vape juga tak terlepas dari kandungan bahan-bahan kimia yang bisa membahayakan tubuh.
Kandungan nikotin dalam vape, misalnya. Senyawa ini dapat menyebabkan ketergantungan, mirip dengan rokok tembakau yang sudah terlebih dahulu dipasarkan. Saat seseorang mengonsumsi nikotin, otak akan dirangsang untuk memproduksi hormon dopamin dalam jumlah besar. Hal in, dapat menciptakan efek kecanduan.
Di sisi lain, kandungan senyawa nikotin dalam vape juga bisa memicu peradangan pada paru-paru. Itu karena senyawa ini bisa merusak penghalang epitel pernapasan lewat asap yang dihisap ke dalam tubuh. Yang lebih parahnya lagi, radang tersebut menjadi infeksi yang terulang hingga bisa menyebabkan kerusakan paru-paru dalam tubuh.
Selain itu, kandungan diacetyl dalam liquid atau cairan vape bisa menyebabkan penyakit serius seperti bronkiolitis obliterans. Penyakit ini mengakibatkan kerusakan permanen pada saluran udara kecil di paru-paru yang notabene termasuk organ vital dalam tubuh manusia.
Tak hanya paru-paru, risiko dampak buruk dari kebiasaan vaping juga berimbas pada organ jantung. Nikotin yang terkandung dalam vape ternyata dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut jantung. Hal ini, tentu saja berisiko untuk meningkatkan gangguan kesehatan jantung.
Ketika nikotin diserap oleh tubuh, kelenjar adrenal akan dirangsang untuk melepaskan hormon epinefrin, itu akan berimbas pada tekanan darah tinggi dan peningkatan detak jantung yang tidak normal. Dampak ini tentu dapat berakibat buruk, terutama bagi individu dengan riwayat penyakit jantung.
Dengan segala risiko buruk yang mungkin tervjadi ini, tentu saja vaping bukanlah alternatif yang lebih aman dari rokok tembakau. Maka dari itu, memilih vape sebagai cara untuk berhenti merokok bukanlah solusi yang efektif. (wrd)