UPI dan Unsil Perkuat Kapasitas Guru Ekonomi SMA Lewat Pelatihan Modul Ajar Kurikulum Merdeka

TASIKMALAYA | Priangan.com — Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melalui Program Studi Pendidikan Ekonomi jenjang S1, S2, dan S3 Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) menggandeng Universitas Siliwangi (Unsil) dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang ditujukan untuk para guru ekonomi tingkat SMA.

Bekerja sama dengan Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Unsil, kegiatan ini berlangsung pada Selasa (3/6/2025) di Gedung KD.26 dan KD.27 Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, dengan mengangkat tema “Pengembangan Modul Ajar Ekonomi yang Berorientasi pada Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif.”

Kegiatan ini dirancang sebagai bentuk kontribusi akademik dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka, khususnya dalam penguatan kompetensi guru dalam menyusun modul ajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila.

Sekretaris Prodi Pendidikan Ekonomi FPEB UPI, Dr. Navik Istikomah, SE., M.Si., dalam sambutannya menyampaikan pentingnya menjembatani dunia kampus dengan praktik pendidikan di sekolah.

“Kami melihat perlunya ruang interaksi yang seimbang antara dosen dan guru. Melalui kegiatan ini, kami tidak hanya berbagi teori, tetapi juga membuka ruang tukar pengalaman yang memperkaya pemahaman kedua belah pihak,” ujar Navik.

Ketua Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP Unsil, Gugum Gumilar, S.Pd., M.Pd., menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan tridarma perguruan tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat.

“Kegiatan ini bukan semata pelatihan teknis, melainkan forum kolaboratif yang memungkinkan guru berkontribusi aktif dalam mengembangkan materi ajar yang relevan dan aplikatif,” katanya.

Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan II FKIP Unsil, Redi Hermanto, M.Pd., dan dihadiri pula oleh Ketua MGMP Ekonomi Kota Tasikmalaya, H. Suryana, S.Pd., M.Pd. Dalam sambutannya, Suryana menekankan pentingnya kegiatan semacam ini bagi pengembangan profesionalisme guru.

Lihat Juga :  Cap Go Meh 2025,  Momen Umat Konghucu Berbagi Kebahagiaan

“Guru perlu terus belajar dan berinovasi, terutama dalam konteks Kurikulum Merdeka yang menuntut pendekatan pengajaran yang fleksibel dan kontekstual,” ujarnya.

Sesi pelatihan utama menghadirkan dua narasumber, yakni Dr. Leni Permana, S.Pd., M.Pd. dari UPI dan Dr. Ai Nur Solihat, S.Pd., M.Pd. dari Unsil, yang keduanya dikenal aktif dalam pelatihan kurikulum dan pedagogi berbasis Kurikulum Merdeka.

Dalam pemaparannya, Dr. Leni mengingatkan bahwa penyusunan modul ajar perlu berorientasi pada pengembangan Higher Order Thinking Skills (HOTS).

“Modul ajar harus mendorong siswa berpikir kritis dan kreatif. Tidak cukup sekadar menyampaikan materi, tetapi juga mengajak mereka mengaitkan konsep ekonomi dengan kondisi nyata yang mereka temui sehari-hari,” jelasnya.

Lihat Juga :  Anak Mantu Jokowi Dicemooh saat Pelantikan Prabowo-Gibran

Sementara itu, Dr. Ai Nur menekankan pentingnya memahami keragaman karakter peserta didik.

“Penerapan pembelajaran berdiferensiasi tidak bisa ditawar dalam Kurikulum Merdeka. Guru perlu mengembangkan strategi ajar yang adaptif, bukan seragam,” tuturnya.

Salah satu bagian utama dari kegiatan ini adalah sesi praktik penilaian mandiri modul ajar yang telah disusun para peserta. Guru diminta membawa modul masing-masing, baik cetak maupun digital, untuk dinilai menggunakan rubrik standar berbasis PPG.

“Penilaiannya jelas dan objektif. Saya jadi tahu aspek mana dari modul saya yang sudah baik dan mana yang masih perlu pengembangan,” kata Gilang, salah satu guru peserta yang mengikuti kegiatan dengan antusias.

Selain sesi umpan balik, para peserta juga terlibat aktif dalam diskusi kelompok. Mereka saling memberi masukan dan bertukar pendekatan dalam menyusun modul, menciptakan suasana belajar yang kolaboratif.

Di sesi refleksi, peserta diajak mengevaluasi proses penyusunan modul yang selaras dengan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila. Salah satu catatan penting adalah perlunya menyajikan materi ekonomi yang abstrak secara lebih visual dan berbasis data nyata.

Lihat Juga :  Sekda Garut Ungkap Keprihatinan Terhadap PNS yang Mundur di Tengah Kebutuhan Pegawai

“Materi seperti inflasi, perdagangan internasional, atau pendapatan nasional akan lebih mudah dipahami jika divisualkan dan dikaitkan dengan konteks lokal. Ini membuat pembelajaran lebih bermakna,” ujar Dr. Ai Nur.

Kegiatan ini ditutup dengan komitmen untuk melanjutkan kerja sama antara UPI, Unsil, dan komunitas guru ekonomi di wilayah Priangan Timur.

Diharapkan, pelatihan ini dapat menjadi awal dari lahirnya modul-modul ajar ekonomi yang tidak hanya sesuai dengan kurikulum, tetapi juga benar-benar kontekstual, inovatif, dan berdampak positif di ruang kelas. (yna)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos