MOSKOW | Priangan.com – Brussels dan Moskow kembali berselisih pandang terkait langkah Uni Eropa dalam merespons konflik Rusia-Ukraina. Rencana pengiriman bantuan militer ke Kiev yang sedang digodok oleh sejumlah negara Eropa Barat, menuai kecaman dari pihak Rusia. Kremlin menilai bahwa dukungan semacam itu hanya akan memperburuk situasi dan menjadi penghalang dalam proses diplomasi yang saat ini sedang berlangsung antara Moskow dan Washington.
Sinyal ketegangan ini muncul setelah para menteri pertahanan dari negara-negara Eropa Barat menggelar pertemuan untuk membahas potensi pengerahan pasukan perdamaian. Prakarsa tersebut didorong oleh Inggris dan Prancis yang sebelumnya telah menyuarakan komitmen mereka untuk membantu Ukraina. Namun, Rusia telah memberi peringatan bahwa setiap bentuk campur tangan militer dari negara-negara Barat hanya akan menjauhkan jalan menuju perdamaian.
Dalam pernyataan resminya, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyampaikan keprihatinan atas rencana Uni Eropa yang menurutnya tidak mempertimbangkan dinamika diplomatik yang sedang dibangun oleh Rusia dan Amerika Serikat. Ia menyebut, ketegangan terus dipelihara oleh dukungan terbuka Eropa terhadap pemerintahan di Kiev yang tetap ingin melanjutkan perang.
Sebelumnya, Komisi Eropa mengusulkan alokasi dana besar-besaran untuk membantu Ukraina dengan pasokan senjata dan logistik militer. Nilai bantuan itu disebut-sebut mencapai ratusan miliar dolar dan memanfaatkan cadangan dana bersama milik blok mereka. Namun proposal ini juga menimbulkan perpecahan di dalam Uni Eropa, karena sejumlah anggota seperti Italia dan Spanyol menilai kebijakan itu berisiko terhadap stabilitas internal masing-masing negara.
Menurut Peskov, Eropa seharusnya memberi ruang bagi proses dialog antara kekuatan besar yang saat ini tengah terlibat dalam pembicaraan damai. Ia menyampaikan harapan akan solusi damai justru melemah ketika tindakan yang diambil lebih condong ke arah konfrontasi militer. Maka dari itu, ia menyayangkan upaya-upaya yang terus mendorong Kiev untuk mempertahankan konflik alih-alih mencari penyelesaian bersama.
Rusia menegaskan, jalur komunikasi dengan Amerika Serikat tetap terbuka dan aktif, serta menjadi harapan utama bagi penyelesaian konflik secara menyeluruh. Langkah-langkah yang diambil oleh Uni Eropa, menurut Moskow, hanya akan memperpanjang ketegangan dan menyulitkan proses menuju stabilitas. (Zia)