TASIKMALAYA / Priangan.com – Upaya rekonsiliasi yang diinisiasi Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi, terkait polemik hasil Musyawarah Olahraga Kota Tasikmalaya (Musorkot) 2025 tampaknya menemui jalan buntu. Musorkot yang sebelumnya dinyatakan tidak sah masih menyisakan perdebatan di internal KONI Kota Tasikmalaya.
Tim Noves Narayana secara tegas menolak hasil rekonsiliasi tingkat tinggi yang sebelumnya melibatkan Ketua KONI Jawa Barat serta dua kandidat ketua KONI, Anton Suherlan dan Hery Yusuf, dalam pertemuan yang digelar di Bandung akhir pekan lalu.
“Kami menghargai inisiatif Pak Wali yang didukung Ketua KONI Jabar, tetapi di belakang saya ada tim, dan mereka menolak hasil rekonsiliasi ini,” ujar H. Noves Narayana, Rabu, 12 Maret 2025.
Menurut Noves, para pendukungnya menilai bahwa rekonsiliasi bukanlah solusi yang tepat. Meski demikian, mereka tetap mengapresiasi perhatian yang diberikan oleh Pemkot Tasikmalaya dan KONI Jabar terhadap situasi yang jarang terjadi ini.
Oleh karena itu, pihaknya merekomendasikan agar carateker KONI Kota Tasikmalaya yang telah ditunjuk segera menggelar Musyawarah Olahraga Kota Luar Biasa (Musorkotlub) sesuai dengan ketentuan AD/ART KONI Tahun 2020 guna menyelesaikan konflik yang ada.
“Solusi terbaik yang diinginkan pendukung saya adalah melanjutkan Musorkot tahap dua melalui Musorkotlub,” tegas Noves.
Dukungan terhadap penyelenggaraan Musorkotlub juga disuarakan oleh H. Engkus Bunyamin (Forki) dan H. Dadan Sudrajat (Gateball), yang menolak hasil rekonsiliasi tersebut. Mereka menilai bahwa proses pemilihan harus dilanjutkan ke putaran kedua karena belum mencapai 50+1 suara.
“Saya kira lebih baik mengikuti aturan yang ada. Carateker tinggal menentukan waktu yang tepat untuk Musorkotlub agar konflik ini segera selesai,” ujar Dadan dan Engkus Bunyamin.
Dorongan untuk segera menggelar Musorkotlub juga datang dari Dian Kuswardianto, anggota Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya. Ia menilai bahwa langkah tersebut merupakan solusi terbaik jika rekonsiliasi benar-benar mengalami kebuntuan.
“Jika kompromi atau rekonsiliasi menemui jalan buntu, maka Musorkotlub adalah jalan keluar yang paling memungkinkan,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRD, Hj. Evi Silviani, mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengadakan pembahasan internal terlebih dahulu guna mencari solusi terbaik atas polemik ini.
“Tidak menutup kemungkinan kami juga akan mengadakan pertemuan dengan seluruh cabang olahraga (cabor) untuk membahas solusi terbaik ke depannya,” ujar Evi.
Dengan berlanjutnya konflik di internal KONI Kota Tasikmalaya, Musorkotlub kini menjadi opsi yang semakin menguat untuk mengakhiri polemik yang terjadi. (Yga)