BRUSSELS | Priangan.com – Uni Eropa baru-baru ini menanggapi penolakan terhadap usulan Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, yang ingin mengirimkan perwakilan khusus untuk melakukan negosiasi perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Pada pertemuan yang berlangsung di Brussel pada 20 Maret 2025, ítu, ide Sanchez untuk mengirimkan perwakilan yang dapat berperan dalam memfasilitasi kesepakatan damai tidak mendapat dukungan dari diplomat tertinggi Uni Eropa, Kaja Kallas.
Sebagai bagian dari upaya Uni Eropa untuk meningkatkan bantuan militer kepada Ukraina, Kallas sebelumnya mengusulkan penggalangan dana yang cukup besar, sekitar €40 miliar ($43 miliar), untuk mendukung kebutuhan belanja militer negara tersebut. Namun, beberapa negara anggota, termasuk Spanyol dan Italia, menanggapi usulan ini dengan penolakan, dengan alasan dana sebesar itu lebih baik dialokasikan untuk kebutuhan domestik mereka, dan mereka merasa bahwa bantuan militer tersebut terlalu mahal.
Dalam pertemuan selanjutnya di Brussel, Sanchez mengajukan inisiatif baru, yang didukung oleh Finlandia dan Kroasia, untuk mengirimkan perwakilan khusus yang dapat berpartisipasi dalam perundingan damai Rusia-Ukraina. Namun, lagi-lagi Kaja Kallas dengan tegas menolak ide tersebut dan menyatakan kalau Uni Eropa tidak memerlukan perwakilan tambahan dan menyebut langkah tersebut tidak akan efektif.
Penolakan ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump berhasil merundingkan gencatan senjata sementara antara Rusia dan Ukraina pada awal tahun 2025. Keputusan Trump untuk mengesampingkan Uni Eropa dalam proses tersebut menambah ketegangan antara negara-negara anggota Uni Eropa yang merasa diabaikan dalam upaya perdamaian. Hal ini semakin memperlihatkan adanya ketidakstabilan di dalam blok Uni Eropa, dengan perbedaan pandangan tentang bagaimana seharusnya menangani krisis Ukraina. (Zia)