PANGANDARAN | Priangan.com – Ribuan massa dari kalangan ulama, santri, dan anggota Gerakan Pemuda (GP) Ansor turun ke jalan menggelar aksi damai di depan Gedung DPRD Kabupaten Pangandaran, Kamis (16/10/2025). Mereka menuntut keadilan atas tayangan program televisi “Ekspose” di Trans7 yang dinilai mencoreng nama baik para kiai dan santri di Pondok Pesantren Lirboyo, Jawa Timur.
Aksi tersebut berlangsung tertib namun penuh semangat. Para peserta membawa spanduk dan poster berisi seruan agar pihak stasiun televisi bertanggung jawab atas tayangan Trans7 yang dianggap menyinggung kehormatan pesantren. Sejumlah tokoh penting turut hadir, di antaranya Bupati Pangandaran Hj. Citra Pitriyami, Ketua DPRD Asep Noordin, Kapolres Pangandaran AKBP Andri Kurniawan, dan unsur Forkopimda lainnya.
Sekretaris PC GP Ansor Pangandaran, Dudung Nurkhotim Said, menegaskan, gerakan tersebut merupakan wujud solidaritas terhadap para kiai dan pesantren yang merasa dilecehkan akibat pemberitaan yang tidak pantas.
“Permintaan maaf di media sosial tidak cukup. Kami mendesak Trans7 untuk datang langsung ke Pondok Pesantren Lirboyo dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka di televisi nasional,” ujar Dudung usai aksi.
Ia menyebut, tayangan itu telah menimbulkan kekecewaan dan kemarahan di kalangan santri. Para peserta aksi juga menyerukan boikot terhadap program “Ekspose” dan mendesak agar penayangan acara tersebut dihentikan.
“Mereka yang disebut dalam tayangan itu adalah guru kami. Wajar bila santri merasa tersinggung. Kami wajib membela kehormatan para kiai dan pesantren dari pemberitaan yang menyesatkan,” tambahnya.
Selain menyuarakan aspirasi di tingkat daerah, Dudung mengungkapkan bahwa LBH Ansor pusat telah melaporkan kasus ini kepada pihak kepolisian dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pusat sebagai langkah hukum.
Sementara itu, Bupati Pangandara, Hj. Citra Pitriyami yang turut hadir di tengah massa menyampaikan dukungannya kepada para ulama dan santri. Ia menegaskan bahwa pesantren memiliki peran besar dalam membangun karakter dan moral masyarakat.
“Pembangunan tidak hanya sebatas infrastruktur, namun juga menyangkut pembinaan akhlak dan pendidikan. Peran para ulama, kiai, dan santri sangat penting dalam membangun masyarakat yang berakhlak,” ujar Citra dalam orasinya.
Ketua DPRD Pangandaran Asep Noordin menambahkan, peristiwa ini turut berdampak pada masyarakat Pangandaran karena banyak santri asal daerah tersebut yang menimba ilmu di Lirboyo dan pesantren lain di Jawa Timur.
“Jumlah santri Pangandaran di Lirboyo dan beberapa pesantren lain cukup banyak, sehingga wajar jika masyarakat di sini juga merasa tersentuh oleh kasus ini,” jelasnya.
Asep juga mengusulkan agar pemerintah daerah memberikan perhatian lebih kepada santri yang menimba ilmu di luar daerah sebagai bentuk dukungan terhadap pendidikan pesantren.
“Kami mendorong agar pemda bisa memberikan insentif bagi para santri yang belajar di luar Pangandaran sebagai wujud kepedulian terhadap dunia pendidikan pesantren,” pungkasnya.
Aksi damai yang berlangsung selama beberapa jam tersebut berakhir dengan pembacaan doa bersama. Para peserta kemudian membubarkan diri dengan tertib. (Eri)

















