OTTAWA | Priangan.com – Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Kanada semakin meningkat setelah Perdana Menteri Kanada baru, Mark Carney, dengan tegas menolak gagasan Presiden AS, Donald Trump, untuk menganeksasi Kanada ke dalam Amerika Serikat.
Dalam pidatonya pada Jumat, 14 Maret 2025, Carney menegaskan bahwa Kanada akan tetap menjadi negara yang berdaulat.
“Kanada tidak akan pernah, dengan cara apa pun atau dalam bentuk apa pun, menjadi bagian dari Amerika Serikat,” ujar Carney dalam orasinya di luar Rideau Hall, Ottawa, sesaat setelah dilantik sebagai Perdana Menteri.
Selain menolak usulan aneksasi, Carney juga berjanji akan memenangkan perang dagang yang semakin memanas dengan Washington. Pekan ini, pemerintah Kanada resmi menerapkan tarif sebesar 25% untuk impor dari AS senilai puluhan miliar dolar. Kebijakan ini merupakan balasan atas keputusan Trump yang sebelumnya menaikkan tarif impor Kanada dengan besaran yang sama.
Carney menegaskan bahwa pemerintahannya akan bersatu dalam menghadapi kebijakan perdagangan AS. “Negativitas tidak akan memenangkan perang dagang. Pemerintahan kami bersatu dan kuat,” katanya. Ia juga menyatakan dalam pidatonya pada Minggu bahwa tarif balasan akan tetap diberlakukan hingga AS menunjukkan rasa hormat terhadap Kanada.
Sebelumnya, Trump berulang kali menyerukan agar Kanada bergabung dengan AS, bahkan menyebut bahwa “Kanada hanya berfungsi sebagai sebuah negara.” Trump juga mengklaim bahwa AS telah menghabiskan sekitar 200 miliar dolar per tahun untuk Kanada, yang menjadi alasan di balik kebijakan kenaikan tarif tersebut.
Ambisi Trump untuk memperluas wilayah AS tidak hanya terbatas pada Kanada. Ia juga menyatakan minatnya untuk mencaplok wilayah Arktik Denmark, Greenland, serta menguasai Terusan Panama.
Terpilihnya Carney sebagai Perdana Menteri Kanada semakin memperdalam ketegangan antara kedua negara, terutama dengan komitmennya untuk memenangkan persaingan perdagangan dengan AS. (Zia)