GARUT | Priangan.com – Suasana duka menyelimuti ruang tunggu RSUD Pameungpeuk, Senin pagi (12/5/2025), saat keluarga korban tragedi ledakan di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, mulai berdatangan. Mereka menanti kabar pasti dari para kerabat yang terlibat dalam insiden pemusnahan amunisi kadaluarsa yang berakhir petaka.
Ela, salah satu anggota keluarga korban, mengaku masih diliputi kepanikan. Saat dihubungi, ia mengatakan bahwa jenazah saudaranya sedang menjalani proses otopsi di RSUD Cibalong. “Kami sedang tunggu kabar dari dokter, katanya masih diotopsi dulu. Kami belum bisa banyak bicara, semua keluarga sedang berkumpul di rumah sakit,” ujarnya dengan suara bergetar.
Ela menyebut ada sekitar 13 korban yang dilarikan ke rumah sakit, sebagian besar mengalami luka parah. Namun, ia sendiri belum memperoleh informasi resmi soal kronologi ledakan. “Kami belum tahu pasti kejadian lengkapnya seperti apa. Hanya dapat kabar dari tetangga, katanya mereka mendekat ke lokasi setelah ledakan pertama,” ucapnya lirih.
Menurut informasi yang beredar di lingkungan warga dan media sosial, ledakan terjadi saat sejumlah orang mendekat ke lokasi pemusnahan untuk mencari sisa-sisa logam dari amunisi yang telah diledakkan—seperti selongsong atau potongan logam—yang biasa dijual sebagai rongsokan.
Diduga, mereka tidak menyadari bahwa masih terdapat bahan peledak aktif di sekitar area. Ledakan susulan inilah yang kemudian memakan korban, baik dari kalangan sipil maupun aparat.
Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari pihak TNI atau kepolisian mengenai jumlah pasti korban maupun penyebab teknis insiden. Namun, di grup-grup pesan warga Garut Selatan, nama-nama korban sudah ramai dibagikan, termasuk ucapan belasungkawa dari berbagai tokoh masyarakat.
“Kami mohon doanya saja untuk Kang Rush. Semoga beliau husnul khatimah,” kata Ela.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa pengamanan ketat dan edukasi kepada warga sangat penting dalam proses pemusnahan bahan peledak, agar tragedi serupa tak terulang. (Az)
